Airbus Kembangkan Teknologi Sayap Pesawat Termutakhir
- Sayap tersebut akan digunakan sebagai dasar pembuatan pesawat generasi selanjutnya dari seri Airbus A320
Tekno
FILTON- Perusahaan raksasa Airbus sedang melakukan pengujian teknologi sayap terbaru mereka yang digadang-gadang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya.
Sayap tersebut akan digunakan sebagai dasar pembuatan pesawat generasi selanjutnya dari seri Airbus A320. Program pengembangan ini diberi nama Wing Of Tomorrow.
Untuk mengembangkan program ini Air Bus menurut ahli telah menggelontorkan ratusan juta dollar. "Ini adalah program kami untuk mempersiapkan teknologi yang kami butuhkan untuk pesawat generasi berikutnya “ ungkap Sue Partridge, Direktur Program Wing of Tomorrow seperti dilansir Reuters Kamis, 6 Juli 2023.
Kepala Industri Airbus, Nusrat Ghani meresmikan pabrik pengembangan teknologi sayap di wilayah Inggris barat daya untuk membantu pengembangan sayap pesawat yang lebih panjang, lebih ringan dan lebih tipis, dengan ujung sayap yang dapat dilipat, serta meminimalkan biaya produksi.
- Pengelola TMII Kaji Larangan Motor Listrik Di Kawasan Taman Mini
- Belanda Kembalikan 472 Benda Bersejarah ke Indonesia
- Harga Emas Hari Ini Drop Rp5.000 Segram
Peresmian ini dilakukan pada saat perusahaan saingan mereka, Boeing sedang menjajaki pengujian microlight yang disebut Transonic Truss-Braced Wings. Desain sayap dan metode produksi, serta pengembangan mesin pesawat akan menjadi babak baru persaingan industri pesawat dunia. Bentuk, berat, dan volume pesawat sangat mempengaruhi biaya produksi dan biaya operasional.
"Kita harus mengembangkan teknologi komposit untuk mengurangi bobot sayap, tetapi harus dibuat dengan biaya yang rendah dan kecepatan produksi yang tepat," tambah Partridge.
Menurut Patridge pihaknya kini sedang bernegosiasi dengan setidaknya tiga pemasok utama sukucadang sehingga memangkas biaya seefisien mungkin.
"Fisika memberi tahu kita bahwa sayap akan lebih hemat bahan bakar bilalebih panjang dan sempit. Itu berarti kita harus menambah jarak antar ujung sayap," kata Patridge.
Partridge menegaskan Airbus sedang mempertimbangkan membangun sayap tanpa autoclave. Sejauh ini, hanya pesawat Rusia baru yang sepenuhnya mengadopsi metode ini dalam teknologi sayap. Dalam penerapannya tentu penggunaan sayap auto clave mempertimbangkan volume dari pesawat Airbus itu sendiri, hal ini akan membutuhkan riset dan investasi yang lebih besar.