Airbus Uji Dragonfly, Autopilot Pesawat Cerdas
- istem ini digadang gadang lebih banyak memberikan bantuan pada pilot dalam mengendalikan pesawat
KPK Menunggu Nasib
JAKARTA-Airbus salah satu raksasa industri penerbangan dunia baru baru ini sedang mengembangkan sistem autopilot yang disebut Dragonfly.
Dragonfly sebuah eksperimen untuk memperluas kemampuan autopilot. Sistem ini digadang gadang lebih banyak memberikan bantuan pada pilot dalam mengendalikan pesawat. Dalam kurun waktu 50 tahun terakhir pilot telah banyak dibantu sistem otomatisasi yang terintegrasi dengan komputer.
Proyek Dragonfly saat ini di ujicobakan pada pesawat Airbus A350-1000. Proyek ini berfokus pada tiga bidang yaitu peningkatan kemampuan pendaratan otomatis, taxi assistance dan pengalihan darurat otomatis.
Dikutip dari BBC International, Rabu, 5 Juli 2023, Malcolm Ridley, Kepala Pilot Uji coba pesawat komersial Airbus, mengungkapkan penggunaan Dragonfly dalam sistem pesawat akan meminimalisir kecelakaan pesawat menjadi sangat kecil. Namun Ridley mengukapkan pilot tetap harus siap dengan sKenario apapun selama penerbangan.
- Humpuss Intermoda (HITS) Sewa Kapal Lagi dari Korindo Senilai Rp118,5 Miliar
- Taliban Perintahkan Tutup Seluruh Salon di Afghanistan
- Sidang Vonis Perkara Gratifikasi Eks Direktur Keuangan Jasindo Digelar Hari Ini
Dragonfly juga memungkinkan pesawat untuk secara langsung berkomunikasi dengan menara kontrol lalu lintas udara dengan suara yang dibuat dengan mengembangkan sistem kecerdasan buatan.
selain itu project ini memungkinkan peggunaan sensor yang berbeda untuk membantu pesawat melakukan pendaratan otomatis. Sensor ini merupakan perpaduan penggunaan kamera, inframerah dan teknologi radar.
Tim Airbus juga berusaha mengumpulkan informasi cuaca dari seluruh dunia sehingga sistem dapat mempelajari berbagai tantangan cuaca selama penerbangan. Selain memberi pesawat lebih banyak informasi, sensor tambahan membantu pilot saat memantau lintasan pendaratan.
Miguel Mendes Dias, Perancang Operasi Darurat Otomatis menyatakan tantangan terbesar dalam proyek ini adalah mengajarkan sistem untuk memahami semua informasi dan menciptakan solusi. Dias juga masih ragu apakah sistem pesawat selama penerbangan dapat menghadapi situasi darurat yang kompleks.
"sistem otomatis tidak dapat menggantikan pengambilan keputusan dua pilot yang terlatih dan beristirahat di dek penerbangan," ujar Dias dari kantornya di bandara Sydney.
Selama Proyek Dragonfly di berlakukan, ujicoba terhadap dua skenario pendaratan darurat sukses dilakukan.