Nasional

Airlangga Pede Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari Negara Lain

  • Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto menilai pertumbuhan perekonomian Indonesia mulai pulih karena telah menginjak kisaran 5%.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto menilai pertumbuhan perekonomian Indonesia mulai pulih karena telah menginjak kisaran 5%.

Hal ini dilihat dari capaian kuartal II-2022 yang relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara lainnya yaitu diangka 5,44% year on year (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga kuartal di atas 5% masih menunjukkan relatif baik dengan negara lain," kata Airlangga dalam Konferensi Pers Perkembangan Perekonomian Indonesia Terkini, di Kantornya, Jakarta, Jumat 5 Agustus 2022.

Penguatan ekonomi Indonesia secara spasial pada kuartal II-2022, provinsi di Pulau Jawa menjadi kontributor utama dengan angka 56,55% dari ekonomi Nasional.

Sedangkan berdasarkan kinerja ekonominya  mengalami pertumbuhan sebesar 5,66% (yoy) dibanding kuartal II-2021.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) tertinggi Indonesia kuartal II-2022 berdasarkan pengeluaran, yakni 2,92%.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga, jika dibandingkan dengan kuartal I-2022 menembus angka 4,34% (yoy). Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat bawah yang tersokong oleh bantuan sosial (bansos)/pemerintah.

Kedua, net ekspor atau nilai ekspor dikurang nilai impor, berada di angka 2,14%. Di mana sektor ekspor barang dan jasa menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi dalam distribusi dan pertumbuhan PDB menurut pengeluaran, atau melonjak sebesar 19,74% secara (yoy).

Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,27% di kuartal II-2022.

Sektor produksi menempatkan pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 13,15%.