Akan IPO, Pupuk Kaltim Tinggal Tunggu Arahan Kementerian BUMN
- IPO hanya dipandang Pupuk Kaltim sebagai opsi tambahan untuk memperoleh pendanaan.
BUMN
JAKARTA - Vice President Corporate Communication PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) Anggono Wijaya menyebutkan pihaknya telah siapkan berbagai syarat administratif serta kebutuhan operasional lainnya sebelum melakukan Initial Public Offering (IPO) dan tinggal menunggu arahan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjual sahamnya kepada publik.
"Kami masih menunggu (arahan dari Kementerian BUMN). Kemarin kita siapkan secara administratif, banyak kebutuhan-kebutuhan operasional yang harus disesuaikan kalau mau IPO," sebut Anggono dalam media gathering Pupuk Indonesia pada Rabu, 29 November 2023.
Anggono menyampaikan Kementerian BUMN telah mengizinkan perusahaan untuk melakukan IPO guna mendapatkan dana. Meskipun demikian, ia menegaskan Pupuk Kaltim pada dasarnya memiliki laporan keuangan yang solid. Menurut Anggono, IPO hanya dipandang sebagai opsi tambahan untuk memperoleh pendanaan.
- Mengukur Potensi Industri Otomotif Indonesia dan Ambisi Transformasi Kendaraan Listrik
- 2024, Vietnam Naikkan Pajak untuk Perusahaan Multinasional jadi 15 Persen
- Minimnya Dealer Disebut Penyebab Adopsi Kendaraan Listrik Masih Rendah
"Karena kita kan banyak proyek pengembangan nih, jadi membutuhkan dana kan. Nah, IPO salah satu opsi, tapi sebenarnya secara internal masih sanggup," ujar Anggono.
Seperti diketahui, Pupuk Kaltim sendiri akan memulai pembangunan pabrik soda ash berkapasitas 300.000 metrik ton per tahun atau Metric Ton Per Year di Bontang, Kalimantan Timur. Selain itu, perusahaan telah mendirikan pabrik amonium nitrat dengan kapasitas 75.000 metrik ton per tahun di Kawasan Industri PT Kaltim Industrial Estate (KIE).
Pupuk Kaltim juga baru saja meletakkan batu pertama untuk pabrik yang akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu di Fakfak, Papua Barat. Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut bertujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri dan ekspor, tetapi juga untuk memajukan sektor pertanian di wilayah Indonesia timur, khususnya Papua.