Wijaya Karya
Korporasi

Akhir Bulan, Wijaya Karya Mau Bayar Utang Rp190 Miliar

  • JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Sukuk (RPSU) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sepakat untuk utang sukuk senilai total Rp190,34 miliar pada 29 April 2024. 
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Sukuk (RPSU) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sepakat untuk utang sukuk senilai total Rp190,34 miliar pada 29 April 2024. 

Perinciannya, pembayaran consent fee dan denda sejak 18 Desember 2023 hingga 29 April 2024 sebesar Rp6,34 miliar. Lalu, pembayaran pelunasan dana Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wiajaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A.

“Sehingga keseluruhan pelunasan dana sukuk yang akan dibayarkan perseroan sebesar Rp190,34 miliar melalui agen pembayaran pada 29 April 2024,” tulis Corporate Secretary WIKA, Mahendra Vijaya dalam pengumuman di keterbukaan informasi, Kamis 25 April 2024.

  • Baca Juga: Melihat Histori Cashflow WIKA dan WSKT yang Disebut Memanipulasi Data

Rencana pelunasan utang tersebut berpotensi untuk membuat otoritas bursa membuka gembok saham WIKA. Sebagaimana diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham WIKA

Mulai sesi I perdagangan 18 Desember 2023, saham WIKA tidak bisa diperjual belikan oleh investor seperti sebelumnya. 

Kata BEI, saham WIKA akan terus dibekukan sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut. Sama dengan Pefindo, Keputusan BEI berdasarkan pada keputusan WIKA untuk menunda pembayaran pokok pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A.

“Hal tersebut mengindikasikan adanya permasalahan pada kelangsungan usaha Perseroan,” tulis manajemen BEI Senin 18 Desember 2023.

Kinerja 2023

Sepanjang 2023, WIKA mencatatkan rugi Rp7,12 triliun, membuncit 11.860% dari kerugian Rp59,59 miliar di tahun 2022.

Sebetulnya, WIKA mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp22,53 triliun alias naik 4,88% dari tahun 2022 sebesar Rp21,48 triliun. Perinciannya, infrastruktur dan gedung sebesar Rp11,85 triliun, industri Rp5,01 triliun, serta energi dan industrial plant Rp4,10 triliun. Lalu, pendapatan hotel Rp869,19 miliar, realty dan properti Rp600,40 miliar, serta pendapatan investasi Rp83,86 miliar.

Akan tetapi, beban pokok pendapatan WIKA tercatat naik jadi Rp20,66 triliun di tahun 2023 dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp19,27 triliun.

Sejumlah beban WIKA tercatat membengkak. Paling besar, beban lain-lain yang tercatat naik 310,16% menjadi Rp5,40 triliun dan beban keuangan naik 133,70% menjadi Rp3,20 triliun.

Jumlah aset WIKA sebesar Rp 65,98 triliun di tahun 2023, turun dari tahun sebelumnya adalah Rp 75,06 triliun. WIKA memiliki jumlah liabilitas Rp56,40 triliun per 31 Desember 2023, turun dari periode sebelumnya Rp57,57 triliun. 

Jumlah ekuitas sebesar Rp9,57 triliun di akhir 2023, turun dari Rp17,49 triliun di tahun 2022. Kas dan setara kas pada akhir tahun 2023 sebesar Rp3,23 triliun, turun dari sebelumnya Rp5,66 triliun di akhir 2022.