<p> Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Home

Akhir Pekan Jatuh, Kurs Rupiah Masih Bakal Melemah Gara-Gara PSBB

  • “Pasar masih merespons negatif pernyataan Gubernur DKI Jakarta pada Rabu malam lalu tentang penerapan PSBB total mulai 14 September nanti,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.

Home
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan, Jumat, 11 September 2020, ditutup melemah. Hal itu terjadi lantaran dipicu sentimen negatif akan diberlakukannya kembali kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.

Kurs rupiah Jumat sore ditutup melemah 35 poin atau 0,24% ke level Rp14.890 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya Rp14.855 per dolar AS.

“Pasar masih merespons negatif pernyataan Gubernur DKI Jakarta pada Rabu malam lalu tentang penerapan PSBB total mulai 14 September nanti,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dilansir Antara, Jumat, 11 September 2020.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari yang sama menunjukkan pelemahan ke level Rp14.979 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.871 per dolar AS.

Kontraksi Ekonomi

Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut merupakan sentimen negatif di pasar uang dan pasar valas. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, hal itu tidak terlepas dari respons masyarakat terkait rencana pembukaan kembali PSBB pada 14 September 2020.

“Pengetatan PSBB dipastikan akan menyebabkan kontraksi ekonomi,” ujarnya kepada TrenAsia.com.

Pada kuartal kedua tahun ini, ekonomi Indonesia anjlok 5,32% year-on-year (yoy), turun drastis dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang masih mampu tumbuh 2,97% yoy.

Penurunan ekonomi tersebut terjadi akibat penerapan PSBB yang dilakukan sejak awal Maret 2020. Pandemi COVID-19 telah memukul hampir semua sektor di komponen produk domestik bruto (PDB) sisi pengeluaran.

Konsumsi rumah tangga mengalami penurunan 5,51% yoy, jauh lebih rendah dibandingkan dengan kinerja triwulan I-2020 tumbuh 2,83% yoy, serta investasi mencatat merosot 8,61% yoy, turun dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya naik 1,70% yoy.

Menurutnya, pelaku pasar uang sudah memprediksi kontraksi ekonomi yang bakal terjadi ke depan. Hal ini juga berdampak pada investor asing yang melepas investasinya di Indonesia.

“Investor asing yang melepas investasinya di Indonesia, menyebabkan rupiah melemah terhadap dolar AS,” tambahnya.

Diketahui, total aliran modal asing yang keluar atau capital outflow dari pasar keuangan nasional sebesar Rp4,74 triliun per 13 Agustus 2020. Apabila ditotal, selama Januari hingga pekan kedua Agustus 2020, aliran modal asing yang keluar mencapai Rp148,19 triliun. Capital outflow tersebut terjadi pada imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun ke level 6,75%. (SKO)