<p>Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Akhirnya, 21 BUMN Resmi Bentuk Holding Rupa-Rupa dengan Induk Danareksa

  • Holding ini akan terjalin di antara 21 perusahaan yang bergerak di beberapa lintas sektor usaha. Lini usaha yang terdapat dalam klaster ini meliputi infrastruktur, pengelolaan air, manufaktur, konsultan, hingga media.

Industri

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Demi maksimalkan penerimaan dividen ke negara, 21 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) klaster PT Danareksa (Persero) dan Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA sepakat membentuk holding. Nota kesepahaman pembentukan holding ditandatangani pada Rabu, 10 Maret 2021.

“Saya senang ada kemajuan, bukan hanya pada proses pengindukan, tapi juga sinergi usaha,” kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam pesan yang disampaikan melalui Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman tersebut.

Lintas Sektor

Holding ini akan terjalin di antara 21 perusahaan yang bergerak di beberapa lintas sektor usaha. Lini usaha yang terdapat dalam klaster ini meliputi infrastruktur, pengelolaan air, manufaktur, konsultan, hingga media.

Dalam kesepakatan ini, Kementerian BUMN menunjuk Danareksa sebagai perusahaan induk. Jika klaster-klaster sebelumnya telah memiliki aset yang besar, perusahaan pelat merah yang menginduk ke Danareksa ini diklaim masih mempunyai aset kecil dan belum berkembang. Danareksa dalam hal ini memiliki peranan dalam mengembangkan 21 perusahaan BUMN ini.

Strategi ini ditempuh lantaran kontribusi aset terhadap keuangan negara dinilai Menteri BUMN Erick Thohir belum maksimal.

Erick merinci, sebanyak 76% dividen yang diperoleh negara hanya berasal dari 10% dari total perusahaan pelat merah yang beroperasi. Hal ini kemudian mendorong dirinya untuk gencar melakukan holding untuk merampingkan profil BUMN.

Strategi restrukturisasi dan klasterisasi ini telah dijalani sekitar 157 perusahaan. jumlah tersebut bakal dipangkas dengan target menjadi 107 perusahaan saja tahun lalu. Gebrakan besar salah satunya dilakukan dengan menggabungkan bank-bank syariah menjadi PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) atau BSI.

Sebelum diresmikan, Direktur Utama dari 21 perusahaan terkiat telah terlebih dahulu menggelar presentasi inisiatif usahanya masing-masing. Hal ini dilakukan demi menimbang risiko dan menggali potensi kerja sama antar perusahaan.

“Selama dua hari ini, banyak sekali potensi sinergi yang terlihat, ada jaringan kerja yang erat antar masing-masing anggota,” kata Direktur Utama Danareksa, Arisudono

Holding BUMN juga sebelumnya dilakukan di sektor industri pertahanan. Sektor ini masih dalam tahap pengembangan membangun Holding BUMN Industri Pertahanan bernama DEFEND ID. Terdapat lima perusahaan pelat merah di bidang pertahanan yang akan dilebur, antara lain PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Dahana (Persero), dan PT Len Industri (Persero) yang ditunjuk sebagai induk perusahaan.

Profil Danareksa
PT Danareksa (Persero) / Danareksa.co.id

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengubah susunan direksi dan komisaris PT Danareksa (Persero) sebagai strategi memperkuat bisnis. Empat mantan direktur PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA resmi diboyong menjadi direktur baru Danareksa.

Empat direktur tersebut antara lain, Arisudono Soerono yang sebelumnya menjabat sebagai direktur utama PPA, kini menjadi dirut Danareksa. Lalu, Muhammad Teguh Wirahadikusumah sebagai direktur keuangan dan manajemen risiko Danareksa, dari sebelumnya direktur keuangan dan manajemen risiko PPA.

Selanjutnya, Andry Setiawan sebagai direktur investasi Danareksa, dari sebelumnya direktur investasi 1 PPA. Terakhir, M. Irwan sebagai direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan hukum Danareksa, dari sebelumnya direktur kukum dan SDM PPA.

Danareksa saat ini memiliki tiga entitas anak. Ketiganya yaitu PT Danareksa Capital (kepemilikan 99,90%), PT Danareksa Finance (kepemilikan 99,99%) dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (kepemilikan 67%).

Sedangkan yang termasuk entitas asosiasi adalah PT Danareksa Investment Management (kepemilikan 65%), PT Danareksa Sekuritas (kepemilikan 33%).

Sementara Erick Thohir mengungkapkan terdapat 35 perusahaan pelat merah yang masuk ke dalam restrukturisasi bisnis/optimasi dan scale up Danareksa dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA.

“Sisa BUMN lainnya yang memang masuk restrukturisasi, itu masuk ke PPA. Terdapat 35 BUMN yang memang sekarang sedang ditangani tim khusus di mana memang fokus restrukturisasi,” ujar Erick Thohir tahun lalu.

Beberapa BUMN yang masuk ke dalam restrukturisasi bisnis/optimasi tersebut, antara lain PT PANN, Djakarta Lloyd, Iglas, PNRI, Yodya Karya, Virama Karya, Kliring Berjangka Indonesia, Balai Pustaka, PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) atau KBN, Semen Kupang, Perum Jasa Tirta I dan Perum Jasa Tirta II, dan sebagainya. (SKO)