Akhirnya, Hamas dan Israel Capai Gencatan Senjata
- JAKARTA- Setelah lebih dari 15 bulan pertempuran, kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Hamas dan Israel akhirnya tercapai. Berita tentang kesepak
Dunia
JAKARTA- Setelah lebih dari 15 bulan pertempuran, kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Hamas dan Israel akhirnya tercapai.
Berita tentang kesepakatan tersebut telah dikonfirmasi oleh pejabat Hamas, Qatar, dan Amerika pada Kamis 16 Januari 2025. Meskipun Israel belum membuat pernyataan.
Kesepakatan tersebut bergantung pada persetujuan kabinet Israel, yang dilaporkan sedang mempersiapkan diri untuk bertemu dan meratifikasinya. Ada ancaman sayap kanan untuk menjatuhkan pemerintahan Benjamin Netanyahu jika kesepakatan itu disetujui.
Konflik berdarah ini dpicu pada 7 Oktober 2023 ketika serangan mendadak Hamas terhadap Israel. Tel Aviv kemudian menanggapinya dengan operasi militer besar-besaran yang menghancurkan Gaza. Menurut perkiraan PBB, secara keseluruhan, jumlah korban meninggal dalam konflik tersebut telah melampaui 47.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah warga Palestina.
- PP 28/2024 Ancam Industri Kretek Nasional, MPKI Minta Perlindungan Prabowo
- Perang Jadi Risiko Tertinggi Pertumbuhan Ekonomi Global 2025
- Sekeluarga di Cireundeu Meninggal Akibat Terjerat Pinjol, Begini Pernyataan AFPI
Dalam konferensi pers yang mengonfirmasi kesepakatan tersebut, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani memaparkan beberapa rincian tentang bagaimana kesepakatan itu akan berjalan. Gencatan akan mulai berlaku pada hari Minggu 19 Januari 2025.
Tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari. Fase ini akan melibatkan pasukan Israel yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Gaza. Sebagai bagian dari tahap tersebut, Hamas akan membebaskan 33 tawanan Israel. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan yang ditahan di penjara Israel. Menurut BBC , 98 sandera masih ditawan Hamas.
Tahap ini juga akan mencakup pemulangan warga yang mengungsi ke rumah mereka, dan memfasilitasi perjalanan bagi mereka yang terluka dan sakit untuk menerima perawatan. Selain itu juga peningkatan aliran bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Jalur Gaza, rehabilitasi rumah sakit, pusat kesehatan, dan toko roti. Tahap ini akan memungkinkan masuknya bahan bakar dan peralatan pertahanan sipil, serta kebutuhan dasar bagi warga yang mengungsi yang kehilangan rumah akibat perang. Rincian dua fase berikutnya akan diselesaikan selama pelaksanaan fase pertama.
“Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir di masa perang," katanya. Dua juga nenekankan perlunya kedua belah pihak berkomitmen untuk melaksanakan ketiga tahap perjanjian guna mencegah pertumpahan darah warga sipil,” katanya.
Tanggapan Amerika
Presiden Amerika Joe Biden juga mengumumkan kesepakatan tersebut. Dia mengaku sangat puas hari ini akhirnya tiba. Kesepakatan ini menurutnya demi rakyat Israel dan demi keluarga para sandera yang menunggu dalam penderitaan. Dan demi juga orang-orang tak berdosa di Gaza yang telah menderita kehancuran yang tak terbayangkan.
“Saya telah bekerja di bidang kebijakan luar negeri selama beberapa dekade. Dan mencapai kesepakatan ini merupakan salah satu negosiasi tersulit yang pernah saya alami,” katanya.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Presiden terpilih Donald Trump berperan penting dalam menyelesaikan kesepakatan itu.
Presiden terpilih Amerika , Donald Trump, juga mengunggah pernyataan berikut ke platform Truth Social. “Kami telah mencapai kesepakatan untuk para sandera di timur tengah. Mereka akan segera dibebaskan,” tulisnya.
Di bagian lain Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu berterima kasih kepada Trump atas kesepakatan pembebasan tawanan. Hal itu disampaikan Netanyahu melalui panggilan telepon dengan Trump. Menurut Netanyahu kesepakatan pembebasan tawanan di Gaza mengakhiri penderitaan puluhan sandera dan keluarga mereka.
Netanyahu juga berterima kasih kepada Presiden Amerika Joe Biden atas bantuannya dalam mengamankan kesepakatan tersebut. Pernyataan yang dikeluarkan kantor perdana menteri menambahkan bahwa Netanyahu telah setuju untuk segera bertemu Trump di Washington.
Setelah kesepakatan diumumkan ribuan warga Palestina turun ke jalan untuk merayakannya. Sementara konvoi panjang truk yang membawa bantuan kemanusiaan terlihat memasuki Jalur Gaza selatan melalui Jalan Salahuddin.
Menurut seorang pejabat Hamas, pemimpin kelompok itu, Khalil al-Hayya, menyampaikan persetujuan perjanjian gencatan senjata kepada para mediator dari Qatar dan Mesir di Doha. Ibu kota Qatar. Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Qatar bersama para negosiator dari Hamas dan Israel.
Laporan sebelumnya, yang mengutip seorang pejabat Israel, menunjukkan bahwa perundingan gencatan senjata hampir saja gagal pada saat-saat terakhir. Menurut pejabat itu , masalah tersebut melibatkan koridor Philadelphia. Sebidang tanah sepanjang 14 km dan lebar 900 meter di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir, termasuk penyeberangan Rafah. Hamas dilaporkan tidak senang dengan pengaturan koridor strategis tersebut. Namun hal itu tampaknya telah diselesaikan.
Angka Korban
Setelah gencatan senjata mulai berlaku warga Palestina di Gaza akan ditinggal dengan puluhan ribu orang meninggal dan hilang. Selain itu banyak yang tidak memiliki rumah untuk kembali.
Data yang dirilis Kantor Media Pemerintah Gaza minggu lalu menyebutkan sebanyak 1.600 keluarga dihapus dari catatan sipil. Selain 17.841 anak meninggal, 44 orang meninggal karena kekurangan gizi, delapan orang termasuk tujuh anak-anak meninggal karena hipotermia.
Korban meninggal lain adalah 12.298, 1.068 petugas medis dan 202 wartawan. Sebanyak 109.274 orang terluka, 35.074 anak kehilangan kedua orang tua, 161.600 unit hunian hancur total dan 34 rumah sakit tidak beroperasi.
Secara keseluruhan perjanjian gencatan senjata pada dasarnya telah ada di atas meja sejak Mei tahun lalu . Posisi Hamas bagaimanapun telah melemah secara signifikan sejak saat itu. Selain itu, The Washington Post mengutip seorang diplomat yang diberi pengarahan tentang negosiasi gencatan menganggap, kemajuan dalam pembicaraan tersebut sebagian karena pengaruh Presiden terpilih Donald Trump. Pejabat itu mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ada tekanan nyata pada pihak Israel untuk menerima kesepakatan.
Secara lebih luas, konflik yang dimulai pada 7 Oktober 2023, juga telah mengubah lanskap geopolitik di Timur Tengah secara radikal. Konflik ini juga telah menyebabkan Israel menghancurkan Hizbullah di Lebanon dan dengan menyerang kelompok proksi seperti ini, pengaruh Iran atas wilayah tersebut telah melemah secara drastis. Dinamika yang telah diperkuat oleh jatuhnya rezim Assad di Suriah .
Houthi yang didukung Iran di Yaman juga terus melancarkan serangan terhadap Israel, serta terhadap kapal perang dan kapal komersial asing di dan sekitar Laut Merah. Di sisi lain milisi Syiah di Irak juga masih beraksi.
Mengenai Gaza, kini muncul pertanyaan besar tentang bagaimana wilayah itu akan dibangun kembali dan bagaimana wilayah itu akan diperintah. Meskipun sejumlah pemimpin pentingnya telah disingkirkan, kelompok itu tetap ada dan masih ada banyak kebencian terhadap Israel. Ini dapat membantu kelompok itu untuk membangun kembali atau sesuatu yang lain menggantikannya.