Petani menanam jagung di persawahan Kunjang, Kediri, provinsi Jawa Timur, Indonesia, 10 April 2023 (Antara Foto/Muhammad Mada)
Transportasi dan Logistik

Akibat Elnino, Produksi Padi Kaltim Turun 12,14 Persen

  • Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai penyebab penurunan ini. Salah satunya adalah penurunan luas panen padi yang terjadi pada periode Januari-April 2023 dan September-Desember 2023.

Transportasi dan Logistik

Muhammad Imam Hatami

KUTAIKARTANEGARA - Produksi padi di Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2023 mengalami penurunan yang cukup signifikan, mencatatkan angka turun sebesar 12,14 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Hal ini menyebabkan produksi padi turun 5,20 persen menjadi 226.970 ton GKG (Gabah Kering Giling), serta produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk juga terdampak dengan turunnya angka sebesar 5,20 persen, menjadi 132.020 ton.

Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai penyebab penurunan ini. Salah satunya adalah penurunan luas panen padi yang terjadi pada periode Januari-April 2023 dan September-Desember 2023. 

Faktor cuaca yang tidak menentu dan serangan hama penyakit tanaman juga turut berperan dalam menekan produksi padi di beberapa wilayah Kaltim, seperti Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau.

Meski demikian, tidak semua wilayah mengalami penurunan produksi. Kabupaten Kutai Kartanegara justru mencatatkan peningkatan produksi padi. Hal ini menunjukkan adanya potensi dalam mengatasi tantangan produksi padi di Kaltim.

Menanggapi proyeksi ke depan, diperkirakan potensi produksi padi pada Januari-April 2024 akan mencapai 79,93 ribu ton GKG. Namun, proyeksi ini menunjukkan penurunan yang signifikan, mencapai 25,42% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022.

Metode penghitungan luas panen yang digunakan, yaitu Kerangka Sampel Area (KSA) yang didukung oleh teknologi citra satelit dari LAPAN dan BIG, memberikan gambaran yang akurat terkait dengan kondisi pertanian di Kaltim.

"Penghitungan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA)," terang Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana dikutip dari Antara, Senin, 18 Maret 2024. 

Guna menghadapi tantangan ini, diperlukan tindakan efektif dan terpadu untuk meningkatkan produksi padi pada tahun 2024.

Pemerintah setempat, sebagai pemangku kebijakan utama, harus memimpin upaya tersebut dengan mengoordinasikan berbagai langkah strategis. 

Investasi Infrastruktur

Langkah-langkah ini dapat mencakup investasi dalam infrastruktur irigasi yang lebih baik untuk mengelola pasokan air, program pengendalian hama dan penyakit tanaman yang lebih efisien, serta penyediaan akses yang lebih mudah terhadap teknologi pertanian modern bagi petani.

Tidak hanya itu, kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga riset pertanian, dan sektor swasta juga sangat penting. Ini termasuk dukungan dalam penyediaan benih unggul, pelatihan petani dalam praktik pertanian yang lebih baik, serta bantuan dalam pemasaran dan distribusi hasil panen. 

Dengan menggalang semua pemangku kepentingan ini, diharapkan dapat diciptakan ekosistem yang mendukung peningkatan produksi padi secara berkelanjutan.

Selain meningkatkan produksi, penting juga untuk memastikan bahwa upaya ini memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani lokal. Oleh karena itu, perlu ada strategi yang memperhatikan aspek sosial dan ekonomi dari pertanian, termasuk pembangunan kapasitas petani, penyediaan akses terhadap pasar yang adil dan berkelanjutan, serta kebijakan yang mendukung harga yang stabil dan menguntungkan bagi petani.

Dengan kolaborasi yang kuat dan pendekatan yang tepat, diharapkan Kalimantan Timur dapat mengatasi tantangan dalam produksi padi dan meningkatkan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani di wilayah tersebut.