nuklir.jpg
Tekno

Akibat Pemanasan Global, Energi Setara 25 Miliar Bom Atom Hirosima Terperangkap di Bumi

  • Pemanasan global telah menjebak sejumlah besar energi di atmosfer Bumi dalam setengah abad terakhir.

Tekno

Amirudin Zuhri

LONDON-  Pemanasan global telah menjebak sejumlah besar energi di atmosfer Bumi dalam setengah abad terakhir. Akumulasi energi ini setara dengan sekitar 25 miliar bom atom yang pernah dijatuhkan di Hirosima Jepang.

Dalam makalah yang diterbitkan 17 April di jurnal Earth System Science Data,  sebuah kelompok peneliti internasional memperkirakan bahwa, antara tahun 1971 hingga 2020, sekitar 380 zettajoules (380.000.000.000.000.000.000.000 joule) energi telah terperangkap oleh pemanasan global.

Jumlah sebesar itu sulit untuk dimasukkan ke dalam konteks. Tetapi dua peneliti, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, telah memasukkannya ke dalam perspektif dengan membandingkan energi yang dilepaskan oleh nuklir. Namun, meski begitu, jumlahnya masih sulit untuk dibayangkan.

Dalam artikel untuk The Conversation, Andrew King, ilmuwan iklim di University of Melbourne di Australia, dan Steven Sherwood,  ilmuwan iklim di University of New South Wales di Sydney, menghitung bahwa 380 zettajoule setara dengan sekitar 25 miliar kali energi yang dilepaskan selama ledakan "Little Boy". Bom  atom yang dijatuhkan di Hiroshima Jepang, pada 6 Agustus 1945.

Yang lebih mencengangkan lagi, energi yang diserap oleh planet selama periode waktu ini kemungkinan besar hanya setara dengan sekitar 60% dari total emisi gas rumah kaca. “Jadi jumlah sebenarnya bahkan lebih tinggi,” tulis King dan Sherwood sebagaimana dikutip Live Science Senin 8 Mei 2023.

Tetapi jumlah energi sebesar itu juga membingungkan. Karena  berdasarkan jumlah panas yang terperangkap di atmosfer, suhu global rata-rata seharusnya naik puluhan derajat sejak zaman praindustri. “Bukan 2,2 derajat Fahrenheit (1,2 derajat Celcius) yang telah kami amati,” tulis pasangan itu. Jadi kemana perginya semua energi ekstra ini?

Menurut penelitian, lautan telah menyerap sekitar 89% energi (338,2 zettajoules), daratan telah menyerap 6% (22,8 zettajoules), 4% (15,2 zettajoules) telah melelehkan bagian kriosfer dan hanya 1% (3,8 zettajoule) yang tersisa di atmosfer. Krisofir adalah   bagian dari sistem iklim bumi yang termasuk salju, es laut, es air tawar, gunung es, gletser dan tudung es, lapisan es, rak es, dan permafrost.

Sebagian besar panas yang diserap oleh lautan terperangkap di  1 kilometer bagian atas lautan. Ini telah menyelamatkan umat manusia dari beban perubahan iklim sejauh ini. Tetapi juga telah menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut secara besar-besaran, yang mempercepat pencairan kutub, merusak ekosistem laut, meningkatkan keparahan badai tropis dan mulai mengganggu arus laut.

Namun, lautan tidak akan melindungi planet kita selamanya, tulis King dan Sherwood, jadi kita harus mulai dengan cepat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mendekarbonisasi ekonomi global untuk memastikan kelangsungan hidup kita di masa depan. "Kita sedang berlomba, dan taruhannya setinggi mungkin - memastikan iklim yang layak huni untuk anak-anak kita dan alam," tulis mereka.