<p>PT AKR Corporindo Tbk / Dok Perusahaan </p>
Korporasi

AKR Corporindo (AKRA) Bakal Stock Split dengan Rasio 1:5

  • Emiten distributor minyak dan gas PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) berencana melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 (satu banding lima).
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten distributor minyak dan gas PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) berencana melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 (satu banding lima).

Berdasarkan pengumuman yang diterbitkan Kamis, 11 November 2021, perseroan akan memecah nilai nominal saham dari Rp100 menjadi Rp20, sehingga jumlah saham sebelum stock split yaitu 4.014.694.920 lembar, akan menjadi 20.073.474.600 lembar saham setelah stock split

“Perseroan telah mendapatkan persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 2 November 2021,” tulis manajemen AKRA melalui keterbukaan informasi.

Aksi korporasi ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan. Melalui stock split, harga saham AKRA akan menjadi lebih terjangkau, khususnya bagi para investor ritel, sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham.

Adapun dampak dari pemecahan nominal saham yakni bertambahnya jumlah saham perseroan. Di samping itu, nilai nominal serta harga saham AKRA juga akan menjadi turun.

Agar rencana ini dapat terealisasi, perseroan akan meminta persetujuan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang bakal digelar di AKR Gallery West, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin, 20 Desember 2021, pukul 16.00 WIB.

Saham AKRA dibuka pada level harga Rp4.450 pada sesi pertama perdagangan Kamis, 11 November 2021 setelah berhasil ditutup menguat 1,61% dan parkir pada zona hijau ke level Rp4.410 pada perdagangan sebelumnya. 

Perseroan berhasil mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp796,98 miliar pada kuartal III-2021. Kinerja laba perusahaan meningkat 19,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp665,4 miliar.

Hingga akhir September 2021, perusahaan mencatat pendapatan Rp17,24 triliun, melonjak 24% year-on-year (yoy) dari Rp13,86 triliun pada periode sama tahun lalu. Pendapatan tersebut diperoleh dari kontrak dengan pelanggan yang mencapai Rp17,07 triliun dan biaya sewa sebesar Rp176,5 miliar.