Akseleran Targetkan Pinjaman Naik 35% di Era New Normal
JAKARTA – Platform teknologi finansial (financial technology/fintech) peer-to-peer (P2P) lending Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp300 miliar kendati melewati masa-masa pandemi atau naik sebanyak 5% dibandingkan dengan periode yang sama pada Mei 2019. Chief Credit Officer and Co-Founder Akseleran Christopher Gultom mengatakan bahwa Akseleran masih berfokus kepada sektor seputar konstruksi, pertambangan minyak dan gas, logistik, dan […]
JAKARTA – Platform teknologi finansial (financial technology/fintech) peer-to-peer (P2P) lending Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp300 miliar kendati melewati masa-masa pandemi atau naik sebanyak 5% dibandingkan dengan periode yang sama pada Mei 2019.
Chief Credit Officer and Co-Founder Akseleran Christopher Gultom mengatakan bahwa Akseleran masih berfokus kepada sektor seputar konstruksi, pertambangan minyak dan gas, logistik, dan trading. Menurutnya, Akseleran tetap berkomitmen untuk menyalurkan pinjaman usaha kepada setiap pelaku usaha yang mengajukan pinjaman (borrower) yang memang layak memperoleh pinjaman sekaligus mendukung mereka di saat situasi sulit seperti sekarang.
“Meski demikian, kami juga selalu memperhatikan untuk memberikan kenyamanan kepada para pemberi pinjaman (lender) Akseleran, terutama dalam masa pandemi seperti ini, di mana setiap lender cenderung akan lebih konservatif dalam menyalurkan pinjaman. Maka dari itu, penting buat kami untuk melakukan sejumlah strategi dalam memitigasi risiko terjadinya NPL (non performing loan),” ujar Christopher dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Untuk menyambut situasi kenormalan baru, fintech dari PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia ini tengah menyiapkan sejumlah strategi dalam memitigasi risiko kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
Christopher menjelaskan, setidaknya terdapat tiga strategi yang akan ditempuh Akseleran. Pertama, melakukan pengetatan dalam penilaian kredit terhadap calon borrower, termasuk melakukan penilaian menyeluruh tentang dampak COVID-19 pada bisnisnya. Langkah kedua adalah dengan melakukan pemantauan portofolio yang berkelanjutan,. Sedangkan langkah terakhir, yakni menerapkan asuransi kredit yang berkelanjutan.
Sementara itu, terhadap tingkat NPL Akseleran, Christopher mengaku optimistis dapat terjaga di bawah 1% sampai akhir tahun 2020. Sebelumnya, hingga akhir Mei 2020, tingkat NPL Akseleran masih terjaga stabil dengan berada di angka 0,67% dari total penyaluran pinjaman usaha. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 0,03% dibandingkan NPL pada akhir April 2020.
“Kami terus menerus belajar dari pengalaman sebelumnya untuk selalu konsisten meningkatkan kualitas kredit di Akseleran. Khusus selama masa pandemi COVID-19, kami meningkatkan credit underwriting standard kami lagi, di mana kami lebih memilih untuk membiayai invoice financing dibandingkan receivable financing meskipun bukan berarti receivable financing tidak bisa,” terangnya.
Dengan meningkatkan fokus penyaluran pada invoice financing, dia berharap, risiko kredit menjadi lebih kecil sehingga terlihat dalam dua bulan terakhir outstanding. Adapun penyaluran invoice financing di Akseleran lebih besar daripada PO Financing sehingga mitigasi risiko terimplementasi dengan baik. Selain itu, dia mengharapkan adanya peningkatan penyaluran yang signifikan untuk menghadapi situasi kenormalan yang baru di Juni 2020.
“Kami mendukung apa yang pemerintah lakukan. Ini bagus untuk tumbuhnya kembali dunia usaha dan berharap adanya kenaikan penyaluran pinjaman usaha di Akseleran sekitar 35% pada Juni. yang akan terus belanjut sampai dengan akhir tahun, dengan harapan lainnya agar tidak ada gelombang kedua dari pandemi COVID-19,” tambah Christopher. (SKO)