<p>Ilustrasi workshop Batik Marunda, di Rusun Marunda, Jakarta Utara. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Akses Pembiayaan Terus Diperkuat, 30 Juta UMKM Ditargetkan Onboarding ke Digital

  • Akses digital diklaim bisa mengatasi keterbatasan ruang sekaligus membuka pangsa pasar lebih luas bagi pelaku UMKM.

Industri

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - Merebaknya platform digital mendatangkan peluang baru bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan skala bisnisnya. Akses digital diklaim bisa mengatasi keterbatasan ruang sekaligus membuka pangsa pasar lebih luas bagi pelaku UMKM.

Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan target onboarding UMKM ke digital ini bisa dicapai bila pelaku usaha telah mendapatkan akses pembiayaan yang optimal. Dirinya menyebut, dukungan pemerintah terhadap akses pembiayaan UMKM akan semakin meningkat demi mencapai target tersebut.

WImboh bilang, pelaku UMKM bisa mendapatkan pembiayaan dengan bunga yang lebih kompetitif melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan adanya subsidi 9% bunga dari pemerintah, akses kredit ke perbankan bagi UMKM diharapkan bisa melejit.

“UMKM kalau minta kredit ke bank, disubsidi 6% dan dari PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) 3%, jadi 9%. Jadi bunga KUR hanya 3% dan plafon-nya Rp253 triliun, akan terus kami tingkatkan plafonnya agar lebih banyak pelaku UMKM yang terjaring,” papar Wimboh dalam peresmian GoTo UMKM Center dan Kampus UMKM Bersama OJK, kamis, 30 September 2021. 

Dalam mengakali pelaku UMKM yang unbankable, Wimboh bilang OJK terus memperkuat pendampingan bisnis. Melalui hal ini, UMKM berpotensi naik kelas seiring dengan pengelolaan bisnis yang semakin profesional.

“Kreditnya kami utamakan yang unbankable, kita didik dulu bagaimana pembukuan kas sampai tax issue sampai  onboarding. Kita ada Satgas khusus untuk ini, Satgas Akses keuangan,” jelas Wimboh.

Sementara itu, Komisaris GoTo Wishnutama mengatakan Indonesia saat ini menjadi pangsa pasar paling ‘seksi’ ke-dua di dunia setelah India. Dengan meningkatnya minat pelaku usaha dunia terhadap Indonesia, Wishnutama bilang, jangan sampai masyarakat Indonesia hanya menjadi sasaran saja. 

“Indonesia pasar seksi nomor dua di dunia setelah India, sangat menarik dan jangan sampai ini dikuasai yang lain. Sehingga, kita bisa harap pelaku UMKM lokal menggarap pasar kita sendiri dengan digitalisasi ini,” papar Wishnutama dalam kesempatan yang sama. 

Sebagai startup lokal, GoTo disebut Wishnutama akan tetap memegang visi hyper local. Artinya, GoTo akan mengedepankan pelaku usaha lokal dalam setiap ekosistem bisnis Gojek mau pun Tokopedia. 

Sejauh ini, GoTo telah memiliki 11 juta mitra usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan mengutamakan pelaku usaha lokal  dalam core bisnisnya, GoTo optimistis sumbangan UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) semakin meningkat. 

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai 60,51%. Target ini coba dieskalasi pemerintah agar mencapai 65% pada 2024.

“Di Indonesia pada 2030 itu 24 juta pekerjaan yang berpotensi hilang. Tapi muncul 40 juta opportunity pekerjaan baru, ini kami harapkan dari UMKM,” jelas Wishnutama.