<p>Proyek infrastruktur Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. / Kppip.go.id</p>
Korporasi

Akses Tol Senilai Rp5,03 Triliun Mulai Digarap 6 Perusahaan, Megaproyek Pelabuhan Patimban Batal Mangkrak?

  • Adapun nilai investasi yang dikeluarkan yaitu Rp 5,03 triliun dengan masa konsesi 50 tahun

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Pemenang lelang proyek pembangunan tol akses Patimban resmi membentuk usaha patungan bernama PT Jasamarga Akses Patimban senilai Rp100 miliar.

Konsorsium dalam proyek ini yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT PP (Persero) Tbk, PT Nusa Raya Cipta Tbk, dan PT Subang Sejahtera.

Keenamnya diumumkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai pemenang lelang untuk pembangunan tol akses Patimban. Hal ini disampaikan melalui surat Nomor: 45/BPJT/APTB/2022 tentang Pengumuman Hasil Lelang Pengusahaan Jalan Tol Akses Patimban.

Adapun nilai investasi yang dikeluarkan yaitu Rp 5,03 triliun dengan masa konsesi 50 tahun sejak keluarnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, perusahaan patungan (joint venture) tersebut berdiri pada 16 Januari 2023. Tertulis, modal dasar usaha patungan sebesar Rp100 miliar dan modal yang telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp25 miliar.

Dalam joint venture ini masing-maisng perusahaan memiliki porsi kepemilikan saham yang beragam. Jasa Marga menjadi perusahaan dengan porsi kepemilikan terbesar yakni Rp13,75 miliar atau 55% dari total.

Selain itu, Nusa Raya Cipta memiliki 22% saham senilai Rp5,5 miliar. Sementara itu, PT PP, Adhi Karya, dan Wijaya Karya masing-maisng mengempit kepemilikan Rp1,5 miliar atau 6%. Lalu Subang Sejahtera memiliki 5% atau setara dengan Rp1,25 miliar.

“Sesuai dengan Pasal 3 Akta Pendirian PT Jasamarga Akses Patimban, maksud dan tujuan dibentuknya PT Jasamarga Akses Patimban adalah melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol Akses Patimban,” tulis Sekretaris PT PP, Bakhtiyar Efendi, Rabu 18 Januari 2022.

Dengan begitu, konsorsium bertanggung jawa untuk melakukan pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol. Serta menjalankan aktivitas jalan tol atau usaha-usaha lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelabuhan Patimban

Sebelumnya, Pelabuhan Patimban banyak dikatakan sebagai proyek yang terancam mangkrak. Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyebut mangkrak dalam hal ini tidak hanya tidak selesai dikerjakan, melainkan juga termasuk proyek-proyek yang berhasil diselesaikan tetapi tidak beroperasi secara optimal sehingga berpotensi merugi.

Dengan kata lain, pasca selesai dikerjakan proyek-proyek tersebut tidak produktif untuk mendatangkan keuntungan, atau setidaknya menutupi pembiayaan yang telah dikeluarkan.

"Kalau sudah jadi pun kalau dia tidak berproduksi, kan mangkrak," katanya ketika dihubungi TrenAsia.com.

Sebagai informasi, Pelabuhan Patimban adalah megaproyek Jokowi di bidang kelautan. Terletak di Subang, Jawa Barat, pelabuhan relatif dekat dengan Bandara Kertajati. Pembangunan pelabuhan dengan terminal kontainer dan perkiraan kapasitas sebesar 7,5 juta twenty fot equivalent unit peti kemas dan 250.000 unit kendaraan setiap tahunnya.

Pembangunan pelabuhan ini merupakan strategi Pemerintah untuk mengurangi kelebihan kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok. Pembangunan Pelabuhan Patimban ini diharapkan juga dapat sebagai stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang.

Fase pertama proyek ini selesai pada tahun 2019 dan diresmikan Presiden Jokowi pada 2020 lalu. Adapun fase 1 mencakup pembangunan dermaga terminal kendaraan sepanjang 300 meter dan terminal peti kemas dengan dimensi 420x35 meter.

Dalam fase pertama, dikerjakan juga breakwater, seawall, revetment, backup area, jalan akses dan jembatan penghubung ke terminal dengan anggaran Rp17,2 triliun yang Rp14,2 triliun di antaranya merupakan pinjaman dari Jepang.

Pelabuhan Patimban melayani angkutan LDF (Long Distance Ferry) kapal roll on - roll off atau RORO yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Rute penyeberangan yang dilakukan ke Pelabuhan Panjang di Lampung dan Pontianak.

Setelah fase pertama, pemerintah melanjutkan pembangunan Pelabuhan Patimban yang meliputi pembangunan terminal peti kemas sampai dengan kapasitas 3,75 juta TEUs dan terminal kendaraan dengan kapasitas total sampai dengan 600.000 CBUs. Rencana pembangunan berlangsung hingga 2026.

Kemudian, melakukan pengerjaan jembatan penghubung yang masuk dalam paket 3 saat ini progresnya mencapai 69,2%. Ditargetkan pengerjaan selesai pada akhir tahun ini.

Selanjutnya, untuk paket 4-6 semua ditargetkan selesai paling lambat tahun 2023.

Meski demikian, dari pembangunan saat ini terlihat bahwa kerukan alur pelayaran masih sangat dangkal sehingga tidak bisa menampung kapal-kapal besar sehingga yang beroperasi saat ini adalah kapal roro.

Selain itu, akses jalan menuju pelabuhan juga belum ada sehingga menghambat aliran masuk kendaraan dan penumpang.