Aksi Divestasi PLTU Bawa Saham TOBA Menguat, Apa Selanjutnya?
- Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengalami penguatan pada perdagangan Selasa, 7 Oktober 2024. Tren positif ini diperkirakan terkait dengan aksi korporasi perseroan yang melepas salah satu anak usahanya dalam rangka mendukung komitmen nol emisi karbon.
Korporasi
JAKARTA – Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengalami penguatan pada perdagangan Selasa, 7 Oktober 2024. Tren positif ini diperkirakan terkait dengan aksi korporasi perseroan yang melepas anak usahanya di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam rangka mendukung komitmen nol emisi karbon.
Berdasarkan ketebukaan informasi Bursa Efek Indonesia, TOBA yang merupakan perusahaan batu bara ini baru saja mengumumkan telah melepas seluruh saham PLTU melalui PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) senilai US$144,8 juta.
“Penjualan tersebut akan menghasilkan keuntungan kas, karena investasi yang ditanamkan hanya mencapai US$87,4 juta, dibandingkan dengan harga jual mencapai US$144,8 juta,” jelasnya manajemen dikutip pada Selasa, 8 Oktober 2024.
- Masih Tren Penurunan, IHSG Dibuka Loyo ke 7.454,55
- BUKA Jadi Saham Tercuan di Pembukaan LQ45 Hari Ini
- Bagaimana Cara Menghadapi Deflasi?
Selain itu, dana yang diterima dari penjualan PLTU tersebut akan diinvestasikan untuk bisnis berkelanjutan perusahaan, penguatan modal, dan rencana pembelian kembali saham (buyback) oleh perseroan.
Sebelumnya, TOBA telah mengumumkan rencana buyback saham dengan anggaran sebesar Rp474,58 miliar, di mana sebanyak 10% saham akan dibeli kembali dalam 12 bulan setelah persetujuan pemegang saham.
Terkait dengan rencana tersebut, manajemen TOBA juga telah meminta persetujuan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 14 November 2024 mendatang.
Pada perdagangan pukul 10.18 WIB, saham TOBA tercatat menguat 1,79% ke level Rp570 per saham. Secara year-to-date, emiten yang berafiliasi dengan Luhut Binsar Pandjaitan ini telah melonjak 81,53%.
Dampak Positif
Di luar dari buyback saham, manajemen menyebutkan bahwa transaksi divestasi PLTU berpotensi mengurangi emisi karbon perseroan lebih dari 80%, dengan total pengurangan sekitar 1,3 juta ton setara CO2 per tahun.
Transaksi ini juga diharapkan menciptakan nilai tambah melalui pengurangan utang konsolidasi sebesar 70%, sehingga meningkatkan fleksibilitas perseroan dalam berinvestasi di sektor usaha berkelanjutan, memperluas akses terhadap sumber pendanaan yang lebih bervariasi, dan menekan biaya pembiayaan.
Direktur Utama TOBA, Juli Oktarina, menyatakan bahwa penjualan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mempercepat transisi ke bisnis berkelanjutan dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2030.
"Hasil transaksi ini akan dialokasikan untuk investasi di sektor-sektor berkelanjutan, memperkuat struktur modal perusahaan, dan rencana pembelian kembali saham, yang bertujuan memberikan nilai lebih bagi pemegang saham," ujarnya.
Dia menambahkan, transaksi ini juga menegaskan posisi TOBA sebagai pionir dan salah satu dari sedikit perusahaan di Indonesia yang berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon. Bersama dengan divestasi saham di PT Paiton Energy pada 2021, transaksi ini akan menghasilkan keuntungan lebih dari US$100 juta, yang akan diinvestasikan ke pengembangan bisnis berkelanjutan.