Aksi Mogok Pekerja Otomotif AS Memasuki Hari Ketiga, Kesepakatan Masih Alot
- Hingga saat ini, belum ada penyelesaian yang disepakati dalam perundingan antara perwakilan UAW dan perwakilan General Motors (GM), Ford, dan Stellantis (Fiat Chrysler).
Industri
JAKARTA - Aksi mogok kerja, serikat pekerja otomotif United Auto Workers (UAW) terhadap tiga produsen mobil terbesar di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai Detroit Three, telah memasuki hari ketiga pada hari Minggu.
Hingga saat ini, belum ada penyelesaian yang disepakati dalam perundingan antara perwakilan UAW dan perwakilan General Motors (GM), Ford, dan Stellantis (Fiat Chrysler).
Aksi mogok kerja besar-besaran semacam ini merupakan kejadian pertama kali dalam sejarah UAW, yang menyasar tiga produsen mobil secara bersamaan. Ketidaksepakatan dalam perundingan telah mengakibatkan rantai produksi industri otomotif Amerika Serikat terganggu.
Selama pemogokan ini, produksi di pabrik-pabrik perakitan yang terkena dampaknya terhenti, hal ini berdampak pada pasokan mobil baru ke dealer-dealer dan juga dapat berdampak pada penghasilan perusahaan otomotif.
- Anak Usaha Waskita Karya Dapat Restrukturisasi Utang Rp112 Miliar dari Bank BJB
- Produk Tembakau Alternatif Salah Satu Solusi Masalah Rokok di Indonesia
- Uni Eropa Berpotensi Ketergantungan Energi dengan China pada 2030
Dilansir dari Reuters, Senin, 18 September 2023, Presiden UAW, Shawn Fain, mengungkapkan bahwa kemajuan dalam perundingan berjalan lamba, negosiasi berjalam alot, dan kedua belah pihak masih memiliki perbedaan pandangan yang sulit disepakati, termasuk terkait kesapakatan upah, insentif, dan perlindungan kerja. Jumlah pekerja yang mengikuti aksi mogok kerja berjumlah 12.700 orang yang merupakan anggota UAW.
Situasi semakin tegang ketika Fain menyatakan serikat pekerja siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika perundingan tidak mencapai kesepakatan yang memadai. Fain mengungkapkan UAW siap menggelar aksi mogok kerja di lebih banyak pabrik minggu ini.
Ancaman ini tentu menjadi ancaman serius yang akan berdampak besar bagi kestabilan ekonomi Amerika Serikat. Industri Otomotif Amerika Serikat telah menghadapi sejumlah tantangan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kekurangan chip semikonduktor yang telah mempengaruhi produksi mobil secara global.
"Kami siap untuk melakukan apa pun yang harus kami lakukan demi hak-hak dan kesejahteraan pekerja”, ungkap Fain
Kedua belah pihak berharap dapat mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak dan mengakhiri pemogokan ini tanpa mengganggu lebih produksi otomotif di Amerika Serikat.