Karyawan berkatifitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Akui Jadi Masalah, BEI Ambil Langkah Pasca-Penurunan Rating Saham oleh Morgan Stanley

  • BEI mengakui bahwa keputusan lembaga keuangan global itu memicu transaksi net sell asing.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi langkah Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham-saham di Indonesia. BEI tidak menampik keputusan lembaga keuangan global itu memicu transaksi net sell asing. 

Data RTI Business menunjukkan bahwa sejak Morgan Stanley mendowngrade saham Indonesia ke underweight pada 10 Juni 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dua hari beruntun ditutup di zona merah dan total net sell asing nyaris mencapai Rp1,9 triliun. 

Rinciannnya, sebanyak Rp1,17 triliun terjadi pada perdagangan Selasa, 11 Juni 2024, dan sebesar Rp746 pada perdagangan Rabu, 12 Juni 2024. Oleh sebab itu, BEI menyiapkan sejumlah langkah strategi dalam mengerek IHSG. 

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, mengungkapkan bahwa BEI sedang mempersiapkan sejumlah inisiatif baru yang akan diluncurkan tahun ini, termasuk short selling, single stock futures, dan put warrant (structured warrant).

“Kami berharap beberapa inisiatif ini bisa menambah pilihan instrumen trading bagi para investor," terang Irvan melalui keterangan tertulis pada Kamis, 13 Juni 2024. 

Irvan mencermati dua hal utama yang disorot oleh Morgan Stanley terkait penurunan peringkat saham Indonesia. Pertama, penguatan dolar AS terhadap rupiah, dan kedua, masalah kebijakan fiskal. 

"Dari segi masalah kebijakan fiskal,  menurut Kementerian Keuangan hingga akhir April 2024, posisi utang Indonesia mencapai Rp8.338,43 triliun dengan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 38,64%," ujar Irvan.

Namun, lanjut Irfan, rasio utang tersebut tercatat mengalami penurunan dibandingkan akhir 2023 yaitu sebesar 38,98%. Dan yang perlu ditekankan rasio tersebut masih di bawah ambang batas yaitu 60% dari PDB sesuai Undang-Undang.

Alasan Morgan Stanley

Morgan Stanley menurunkan rekomendasi untuk saham-saham Indonesia dengan alasan pelemahan rupiah dan tantangan beban fiskal menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, periode 2024-2029. 

Peringkat pasar saham Indonesia diturunkan menjadi "underweight," yang berarti alokasi perusahaan Indonesia dalam portofolio pasar Asia dan negara berkembang mereka akan dikurangi.

Morgan Stanley juga menyatakan bahwa program kerja Prabowo Subianto dapat menimbulkan tantangan dalam investasi di pasar modal Indonesia. Janji kampanye Prabowo, seperti program makan siang dan susu gratis untuk pelajar, diperkirakan akan menambah beban fiskal yang besar. 

Sentimen Positif The Fed

Selain itu, prospek pendapatan Indonesia yang memburuk turut memperburuk situasi, tulis Morgan Stanley. Hal ini pun dapat mendorong penurunan IHSG, yang tercatat sepanjang tahun 2024 telah anjlok 6,5% hingga perdagangan Rabu 12, Juni 2024. 

Namun demikian, pada pembukaan perdagangan hari ini sekitar pukul 9:05 WIB, IHSG dibuka menguat 41 poin atau 0,61% ke 6.891. Penguatan ini didorong oleh keputusan The Fed yang menahan suku bunga, dengan mayoritas bursa saham global turut menguat.

Tim Riset Mega Capital Sekuritas mengatakan seiring keputusan The Fed bursa Nasdaq kembali encetak rekor tertingginya dengan kenaikan sebesar 1,53% ke level 17.608. Menurut mereka keputusan The Fed masih menahan suku bunga di level 5.5% sesuai dengan perkiraan pasar. 

The Fed juga mengapresiasi data inflasi Mei yang hanya tumbuh sebesar 3.3%, lebih rendah dari bulan sebelumnya di 3.4% dan perkiraan pasar. Meski demikian, The Fed masih kurang optimis dengan proses disinflasi pada beberapa bulan mendatang.

Dari sisi teknikal, IHSG sedang membentuk hammer candle pada support lower bollinger band sehingga berpotensi rebound menguat dengan dukungan stochastic yang berpeluang keluar dari oversold, antara range 6.821-6.878. Alhasil, indek composite pun berpotensi melewati level 6.900.