<p>Ilustrasi menara telekomunikasi. / Pixabay</p>
Industri

Akuisisi 1.000 Tower Indosat, Aset Protelindo Melambung 21,7%

  • Perusahaan infrastruktur PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mencatat lonjakan aset mencapai 21,7% setelah mengakuisisi 1.000 tower PT Indosat Tbk. (ISAT). Saat itu, Protelindo mengakuisisi 1.000 unit tower milik Indosat senilai Rp1,95 triliun.

Industri

wahyudatun nisa

Perusahaan infrastruktur PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mencatat lonjakan aset mencapai 21,7% setelah mengakuisisi 1.000 tower PT Indosat Tbk. (ISAT). Saat itu, Protelindo mengakuisisi 1.000 unit tower milik Indosat senilai Rp1,95 triliun.

Direktur Utama Protelindo Ferdinandus Aming Santoso dalam laporan keuangan yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), menguraikan nilai aset per 31 Desember 2019 sebesar Rp27,85 triliun. Jumlah itu melonjak 21,7% dari periode sebelumnya sebesar Rp22,85 triliun.

Anak usaha emiten infrastruktur telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) itu mengungkapkan kenaikan nilai aset itu terjadi karena terdapat beberapa transaksi akuisisi sepanjang 2019.

“Di antaranya adalah akuisisi 1.000 menara Indosat, konsorsium Iforte HTS, dan Istana Kohinor selain pertumbuhan organik,” tulis manajemen Protelindo dalam keterbukaan informasi di BEI di Jakarta, Senin, 20 April 2020.

Sementara di sisi liabilitas, pada periode 2019 perusahaan membukukan Rp18,87 triliun. Jumlah itu naik 26,7% year-on-year (yoy) dari periode sebelumnya Rp14,89 triliun.

Kenaikan liabilitas itu terjadi lantaran perusahaan harus membiayai transaksi akuisisi yang dilakukannya pada periode tersebut.

Tercatat, utang bank jangka panjang pihak ketiga melambung dari Rp6,3 triliun menjadi Rp9,2 triliun. Sedangkan, utang bank jangka panjang pihak berelasi melonjak dari Rp750 miliar menjadi Rp1,9 triliun.

Adapun, sepanjang 2019 perusahaan mencatat kinerja positif dengan meraup pendapatan sebesar Rp6,45 triliun. Jumlah ini meningkat sebesar 10% dari periode 2018 yakni Rp5,86 triliun.

Peningkatan pendapatan perusahaan turut didukung oleh segmen bisnis sewa yang menyumbang hingga Rp5,58 triliun. Sementara sisanya, sebesar Rp871,54 miliar berasal dari segmen jasa lain seperti MWIFO dan VSAT.

Kemudian, pos pendapatan lainnya yakni penghasilan keuangan bersih juga naik hingga 16% dari Rp33,27 miliar pada tahun buku 2018 menjadi Rp38,58 pada periode selanjutnya.

Hal ini membuat laba bersih perusahaan naik tipis sebesar 8,6% menjadi Rp2,4 triliun dari semula Rp2,21 triliun.

Sehingga laba per saham ikut naik menjadi Rp724 dari pada periode 2019. Sedangkan periode sebelumnya senilai Rp665. Protelindo dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) yang digenggam oleh Grup Djarum. (SKO)