Akuisisi Dua Aset BUMN Jalan Tol, Konglomerat Anthony Salim Habiskan Rp20 Triliun
- Akuisisi saham PT JTT ini merupakan kali kedua pembelian saham yang dilakukan META entitas usaha Anthony Salim terhadap saham anak usaha JSMR.
Korporasi
JAKARTA – Konglomerat Anthony Salim semakin rajin membeli aset jalan tol milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Terbaru, Anthony melalui perusahaan miliknya Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) mengambil alih 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) milik JSMR.
Dalam akuisisi yang ditaksir mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp16,3 triliun (kurs 1US$ = Rp16,355) ini, MPTC berkongsi dengan Government of Singapore Investment Corporation (GIC Singapura). PT JTT merupakan pemegang konsesi jalan tol Trans Java. MPTC sendiri merupakan pemegang saham pengendali PT Nusantara Infrastruktur Tbk (META) dengan kepemilikan saham 95,52%.
Corporate Secretary META, Dahlia Evawani, dalam keterbukaan informasi, menjelaskan bahwa pihaknya dan GIC Singapura melakukan pembelian sebesar 6,2 miliar saham milik JSMR dan 205 juta saham milik Koperasi Konsumen Karyawan Jalin Margasejathera (KKJM).
- Produk Tembakau Alternatif, Pilihan Realistis untuk Beralih dari Merokok
- Geng Brain Cipher Ransomware akan Berikan Kunci Eskripsi PDNS 2 Secara Gratis
- Sederet Fakta Kasus Korupsi Tol MBZ, dari Kekuatan hingga Kesepakatan di Ratas Kabinet
Kemudian, JTT selaku pengelola jalan Tol Trans Jawa yang membentang sepanjang 673,21 km dari Jakarta hingga Pasuruan berencana menerbitkan sebanyak 1,20 miliar saham dalam simpanan (portepel) kepada para investor tersebut.
Setelah transaksi selesai, entitas bisnis Anthony Salim dan GIC Singapura akan memiliki 35% saham di JTT, yang setara dengan 7,61 miliar saham.
Dahlia menyatakan bahwa akuisisi ini diharapkan dapat memperkuat portofolio META di sektor infrastruktur jalan tol dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan infrastruktur nasional.
Kali Kedua
Akuisisi saham PT JTT ini merupakan kali kedua pembelian saham yang dilakukan META terhadap saham anak usaha Jasamarga. Pada Oktober 2022, META melalui entitasnya PT Marga Utama Nusantara (MUN) telah mengakuisisi aset JSMR sekitar 40% saham PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) pengelola Jalan Layang MBZ dengan nilai Rp4,38 triliun.
"Langkah ini tentunya juga sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong pertumbuhan infrastruktur wilayah yang berkelanjutan," kata Direktur Utama Nusantara Infrastructure, Ramdani Basri dalam keterangan resmi, Jumat, 7 Oktober 2022.
Jalan Layang MBZ adalah jalan tol layang sepanjang 36,84 kilometer yang terletak di tengah-tengah Jalan Tol Jakarta-Cikampek. MBZ sendiri diambil dari nama pangeran mahkota Abu Dhabi, Mohamed bin Zayed, yang berkuasa di Uni Emirat Arab (UEA).
Sekadar informasi, pemberian nama Jalan Layang MBZ itu sebagai bentuk penghormatan bagi UEA yang telah menjalin hubungan diplomatik di bidang sosial, budaya, dan ekonomi selama 45 tahun dengan Indonesia.
- Mengupas Relevansi ESG dalam Industri Nikel untuk Baterai EV di Indonesia
- EV Dicap Lebih Hijau tapi Listrik Masih dari Batu Bara, Inilah Rekomendasi dari AEER
- Biang Kerok Laba Vale (INCO) Kuartal I-2024 Anjlok 96 Persen
Dengan demikian, dalam dalam kurun waktu dua tahun ini taipan Anthony Salim melalui META, yang diakusisinya sejak 2017 silam, telah menghabiskan sekitar Rp20 triliun untuk membeli dua aset jalan tol yang dikelola oleh JSMR.
Diketahui bahwa Anthony Salim, yang juga dikenal sebagai pengendali PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), membeli 6,6 miliar saham META melalui MPTC dari PT Matahari Kapital Indonesia pada Oktober 2017 dengan nilai transaksi Rp1,78 triliun.
MPTC adalah perusahaan infrastruktur asal Filipina. Perusahaan ini adalah anak usaha dari Metro Pacific Investments yang bergerak di sektor Infrastruktur, dengan bisnis jalan tol sebagai bisnis utama dari perusahaan ini.
Metro Pacific Investments dimiliki oleh First Pacific sebuah perusahaan manajemen investasi yang berpusat di Hong Kong. Perusahaan ini didiririkan oleh ayah Anthony Salim, Sudono Salim. First Pacific sendiri di Indonesia bertindak sebagai holding company bagi INDF dan IndoAgri.