Ala Abu Dhabi, Kementerian ESDM akan Bangun Taman Panel Surya di Indonesia Timur
JAKARTA- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengembangkan taman panel surya atau solar park di Indonesia bagian timur. Langkah ini sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. “Kami merencanakan bangun solar park seperti yang ada di Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Portugal, dan Arab Saudi. Satu hamparan besar isinya […]
Nasional & Dunia
JAKARTA- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengembangkan taman panel surya atau solar park di Indonesia bagian timur. Langkah ini sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
“Kami merencanakan bangun solar park seperti yang ada di Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Portugal, dan Arab Saudi. Satu hamparan besar isinya solar panel saja,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Sabtu 16 Januari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Nantinya, lokasi pengembangan solar park akan dipusatkan di Indonesia bagian timur dengan memanfaatkan wilayah-wilayah yang kering, memiliki radiasi sinar Matahari yang bagus, dan cerah hujan rendah.
“Makin ke timur, khususnya di daerah-daerah yang kering, sinar Matahari bagus, jarang hujan,” ungkap Dadan.
Rencana pengembangan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan PLTS secara masif. Kementerian ESDM mencanangkan target peningkatan kapasitas PLTS mencapai 17.687 MW pada 2035.
Pengembangan PLTS secara masif didorong lantaran saat ini keekonomian PLTS sudah kompetitif dan mampu bersaing dengan pembangkit fosil seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
“Sudah bisa bersaing. Memang kalau PLTU bisa sebagai base load, PLTS hanya pada saat Mataharinya ada. Bagaimana mencapainya? Ini kombinasi antara kesiapan dan pendapatan keekonomian yang baik, aspek teknis juga, supaya PT PLN tidak kesulitan menerima PLTS skala besar,” katanya.