Presiden AS Joe Biden
Dunia

Alami Perlambatan Ekonomi, Biden Ragukan China Mampu Serang Taiwan

  • Biden telah berupaya menjaga komunikasi terbuka dengan China untuk mengurangi ketegangan dalam konflik internasional, termasuk yang berkaitan dengan Taiwan, pulau yang dinyatakan oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan pimpinan China dalam beberapa bulan terakhir. Dia kemudian mendapat kesimpulan bahwa ketidakstabilan ekonomi Beijing akan membuat mereka berpikir ulang untuk menyerang Taiwan. 

Dilansir dari Reuters, Senin 11 September 2023, Biden bertemu dengan Wakil Presiden China yang juga merupakan Perdana Menteri China, Li Qiang, di Konferensi G20 di New Delhi.

Pembicaraan tersebut merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara dalam hampir 10 bulan, sejak Biden dan Xi berbicara pada Konferensi G20 tahun lalu di Indonesia.

Li, yang menjadi perdana menteri pada bulan Maret, menghadiri pertemuan pemimpin dunia mewakili Xi. Dua pemimpin ini tidak diharapkan untuk melakukan pembicaraan di G20, tetapi pertemuan yang tidak terduga dalam KTT seperti ini adalah hal yang biasa.

“Tim saya masih bertemu dengan orang-orang Presiden Xi dan kabinetnya,” kata Biden kepada para wartawan. “Saya bertemu dengan orang nomor dua di India hari ini.” Biden mengaku berbincang dengan Li soal stabilitas dan belahan bumi selatan. “Tidak ada konfrontasi sama sekali.”

Biden telah berupaya menjaga komunikasi terbuka dengan China untuk mengurangi ketegangan dalam konflik internasional, termasuk yang berkaitan dengan Taiwan, pulau yang dinyatakan oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.

“Saya tidak berpikir hal ini akan menyebabkan China menginvasi Taiwan,” kata Biden mengenai masalah ekonomi negara tersebut. “Malahan, mungkin China tidak memiliki kapasitas yang sama seperti sebelumnya.” Dia menggambarkan AS sebagai kekuatan di Pasifik yang tidak memiliki niat untuk mundur dari wilayah tersebut. 

Biden juga mengatakan langkah terbaru China untuk membatasi penggunaan iPhone yang dirancang oleh perusahaan Amerika, Apple, merupakan upaya untuk “mengubah beberapa aturan permainan” dalam perdagangan. “Saya sungguh-sungguh ingin menjalin hubungan yang benar,” katanya.

Dua kekuatan besar ini telah mencoba memperbaiki hubungan yang tegang tahun ini setelah perselisihan terkait balon mata-mata China yang diduga terbang di wilayah AS. Sementara kekhawatiran akan perlambatan ekonomi telah melanda Beijing.

Berbicara dalam konferensi pers di Vietnam, Biden mengklaim ekonomi AS sebagai yang terkuat di dunia. Dia mengatakan bahwa pertumbuhan China melambat karena ekonomi global yang lemah serta kebijakan-kebijakan China, tetapi tidak merinci kebijakan mana yang dimaksud.

Biden menyebut situasi ekonomi China sebagai “krisis,” dengan mengacu pada masalah di sektor real estate dan tingginya pengangguran di kalangan muda. “Salah satu prinsip utama ekonomi dari rencananya sama sekali tidak berfungsi saat ini,” kata Biden. Dia kemudian menyebut Presiden China Xi Jinping punya banyak masalah yang harus diatasi.

Presiden dari Partai Demokrat ini akan memasuki kampanye pemilihan ulang pada tahun 2024, di mana cara dia mengelola ekonomi dan inflasi telah menjadi perhatian utama bagi para pemilih.

Ekonomi AS tumbuh dengan tingkat tahunan sebesar 2,1% pada kuartal terakhir. Bank sentral telah menaikkan suku bunga secara tajam untuk mengembalikan inflasi ke tingkat yang ditargetkan.

Data perdagangan bulan Agustus menunjukkan ekspor dan impor China keduanya mengalami penurunan yang lebih kecil, bergabung dengan indikator lain yang menunjukkan kemungkinan stabilisasi dalam penurunan ekonomi. Hal ini karena para pembuat kebijakan berusaha mendorong permintaan dan mencegah deflasi.

Li telah mengatakan China seharusnya mencapai target pertumbuhan tahun 2023 sekitar 5%. Namun beberapa analis berpikir bahwa penurunan pasar properti yang semakin buruk, belanja konsumen yang lemah, dan pertumbuhan kredit yang merosot dapat berarti pertumbuhan yang lebih rendah.