<p>Gedung BNI kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Fintech

Alasan BNI Akuisisi 63,92% Saham Bank Mayora, Perkuat Kapabilitas Digital untuk UMKM

  • PT Bank Negara Indonesia TBK (BBNI) mengakuisisi 63,92% saham Bank Mayora untuk memperkuat kapabilitas digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia TBK (BBNI) telah mengumumkan akan mengakuisisi 63,92% saham Bank Mayora dengan target rampung pada bulan Mei 2022. 

Alasan di balik akuisisi itu adalah memperkuat kapabilitas digital untuk pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). 

Bermunculannya bank-bank digital dan produk digital yang dikembangkan melalui pengembangan organik oleh bank-bank Indonesia menawarkan berbagai kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi finansial. 

Dalam ringkasan rancangan pengambilalihan Bank Mayora yang diterbitkan Sabtu, 22 Januari 2022, dijelaskan bahwa saat ini BNI tengah melaksanakan program transformasi yang salah satu inisiasinya adalah memperkuat kapabilitas digital.

Penguatan kapabilitas digital diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dan ekspetasi pelanggan sehingga akan membawa BNI menjadi penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital dengan keunggulan internasional.

“Untuk dapat mendukung transaksi digital masyarakat dan juga sejalan dengan transformasi BNI, BNI akan membentuk suatu bank digital melalui strategi anorganik, yaitu pengambilalihan Bank Mayora yang selanjutnya akan ditransformasi menjadi bank digital,” tulis dokumen ringkasan rancangan pengambilalihan Bank Mayora yang dikutip pada Rabu, 26 Januari 2022. 

Melihat potensi Bank Mayora untuk tumbuh dan beroperasi secara efisien melalui dukungan kekuatan dan peranan penting dari pemegang saham, BNI pun memutuskan untuk mengakuisisi saham sebanyak 1.198.229.838 lembar yang mewakili 63,92% dari total saham yang ditempatkan dan disetor di Bank Mayora.

Target utama BNI dalam pelayanan digital adalah segmen UMKM yang saat ini dianggap belum terlayani secara maksimal oleh perbankan. Pihak BNI pun menilai UMKM sebagai segmen pasar dengan potensi yang besar dan dapat dikembangkan melalui pendekatan sinergi pemanfaatan ekosistem BNI dan penjual. 

Dalam upaya perseroan yang dilakukan BNI terhadap Mayora, diharapkan Bank Mayora dapat menghadirkan solusi digital berbasis ekosistem, khususnya untuk membantu UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam mengakomodir kebutuhan layanan perbankan dan bisnis. 

Melalui sinergi dan optimalisasi jaringan BNI yang tersebar di seluruh Indonesia, layanan digital Bank Mayora diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pelanggan. 

Sementara itu, Bank Mayora sebagai pihak yang diambil alih Sebagian besar sahamnya oleh BNI turut menjelaskan alasan di balik sinergi yang dijalin antara kedua bank. Penjelasan itu turut terangkum dalam ringkasan rancangan pengambilalihan Bank Mayora. 

“Memperkuat struktur permodalan Bank Mayora seperti yang diamanatkan oleh POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, dan mendukung upaya peningkatan daya saing Bank Mayora dalam industri perbankan dengan bertransformasi menjadi bank digital,” tulis dokumen tersebut.

Untuk saat ini, Mayora Inti Utama (MIU) masih memegang 80% saham Bank Mayora, sedangkan 20% sisanya dipegang oleh IFC (International Finance Corporation). Setelah akuisisi rampung, MIU akan menguasai 36,08% saham Bank Mayora sementara sisanya dimiliki oleh BNI.

BNI pun akan menggelar RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) pada 15 Maret 2022 untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait akuisisi yang diinisiasi oleh korporasi. Sementara itu, pernyataan keberatan terhadap akuisisi oleh pihak kreditur Bank Mayora dapat disampaikan paling lambat 5 Februari 2022. 

BNI sendiri akan menggelar RUPS pada 15 Maret 2022 untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait aksi korporasi ini. Akuisisi akan dibiayai dari pendanaan internal BNI, yakni dari laba ditahan perseroan, dan diharapkan tuntas pada Mei 2022.

 Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom sempat mengatakan bahwa aksi akuisisi BNI dilakukan dengan menggunakan modal internasl perusahaan, bukan dari utang.

"Sumber pendanaan aksi korporasi berasal dari modal perusahaan dan bukan berasal dari utang," kata Mucharom dalam surat kepada PT Bursa Efek Indonesia, Selasa, 19 Oktober 2021.

Akuisisi saham Bank Mayora diikuti oleh lonjakan harga saham BBNI. Terhitung sejak 29 Desember 2021 hingga 26 Januari 2022 pukul 14.36 WIB, saham BBNI mengalami kenaikan sebesar 39,6% dari Rp5.050 perlembar ke Rp7.050 perlembar. Kapitalisasi pasar saham BBNI mencapai 132,27 triliun dan price to earning ratio (PE) sebesar 25 kali.