Coldplay.
Dunia

Alasan Coldplay Tak Kunjung Konser di Indonesia

  • Saking khawatirnya dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari turnya, Coldplay pernah membatalkan tur di sejumlah negara usai merilis album Everyday Live pada November 2019.

Dunia

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Coldplay adalah salah satu band britpop tahun 1990-an yang masih berkibar hingga sekarang. Di tengah popularitas band sejenis seperti Oasis, Radiohead dan Blur yang cenderung stagnan, Coldplay mampu merengkuh banyak fans-fans baru dengan inovasi bermusik yang kadang jauh dari akar mereka. 

Coldplay tak tabu memasukkan unsur anyar seperti Electric Dance Music (EDM) di album Mylo Xyloto, misalnya. Di Indonesia, generasi Z pun tak kalah banyak yang mengidolakan Chris Martin dkk. Fans di Tanah Air sempat bersemangat ketika Coldplay menggelar sejumlah konser di Asia Tenggara tahun 2017. 

Namun mereka harus gigit jari. Pelantun Yellow itu hanya mampir di Singapura dan Thailand, melewatkan Indonesia di agenda tur mereka. Sempat muncul spekulasi masalah kesiapan venue hingga tingginya kasus perdagangan manusia membuat Coldplay enggan manggung di Indonesia. Meski demikian, hal tersebut hingga kini belum terkonfirmasi langsung oleh band asal London, Inggris, itu. 

Sejauh ini, isu lingkungan diyakini menjadi alasan yang paling kuat bagi Coldplay untuk menolak konser di Tanah Air. Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Chris Martin melihat Indonesia kurang memiliki komitmen dalam pelestarian lingkungan. Coldplay sendiri adalah band yang sangat peduli soal isu lingkungan hidup.    

Mereka bahkan ingin menggelar konser tanpa penggunaan plastik sekali pakai dan sebagian besar bertenaga surya. “Bagaimana kita bisa mengubahnya (konser) agar tidak terlalu banyak mengambil (merugikan), tapi justru menjadi banyak memberi (bermanfaat bagi lingkungan),” ujar Chris Martin.

Saking khawatirnya dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari turnya, Coldplay pernah membatalkan tur di sejumlah negara usai merilis album Everyday Live pada November 2019. Setelah menyajikan penampilan dari album Everyday Life di Amman Citadel, Yordania, Coldplay membatalkan semua tur kedepannya. Fans didorong menyaksikan aksi band melalui Youtube Coldplay.

Saat itu, Chris Martin mengonfirmasi tidak akan menggelar tur album terbaru sebagai upaya untuk menjadi ramah lingkungan. Menurut dia, band sedang berdiskusi agar sebuah tur konser dapat ditunjang sistem berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Coldplay akhirnya menggelar konser amal satu hari sebagai pengganti tur di National History Museum, London. 

Seluruh tiket yang terjual akan didonasikan untuk ClientEarth, sebuah badan amal lingkungan yang berfokus dengan perlindungan planet dan penghuninya. Dalam sebuah kesempatan, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat, pernah membeberkan bahwa Coldplay tidak berminat menggelar konser di Indonesia meski diiming-imingi bayaran tinggi.   

Menurut Viktor, Indonesia dianggap tidak peduli dengan urusan lingkungan. Padahal salah satu misi tur Coldplay adalah membawa pesan konservasi lingkungan. “Grup band Coldplay menganggap kita selalu melawan lingkungan. Karena itu, kami ingin menujukkan bahwa sedang mengurus alam dan lingkungan dengan baik,” ujar Viktor di tengah polemik melambungnya tiket masuk Taman Nasional Pulau Komodo dan Pulau Badar. 

Belum lama ini Guy Berryman dkk. diisukan bakal manggung di Jakarta pada November 2023. Isu Coldplay manggung di Indonesia semakin santer setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dilaporkan sudah dipesan 5-17 November 2023. Pemesanan hampir dua pekan itu disebut untuk keperlluan pertunjukan musik artis internasional. Apakah Coldplay telah berubah pikiran?