Ilustrasi industri multifinance.
IKNB

Alasan Industri LKM Masih Dibutuhkan di Tengah Disrupsi Fintech Lending

  • LKM memiliki keunggulan geografis karena berada dekat dengan masyarakat yang dilayani. Kedekatan ini memungkinkan LKM memahami karakter nasabah secara lebih mendalam, termasuk aspek sosial dan budaya yang memengaruhi kredibilitas nasabah.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Di tengah derasnya perkembangan teknologi finansial seperti Peer-to-Peer (P2P) Lending, industri Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tetap menunjukkan relevansinya. Berdasarkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan LKM 2024-2028 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang membuat keberadaan LKM tetap vital dalam mendukung pembangunan ekonomi masyarakat, khususnya di pedesaan.

Keunggulan Internal LKM

1. Mendukung Visi LKM: Menjangkau Segmen Mikro di Pedesaan

Salah satu kelebihan utama LKM adalah kemampuannya menjangkau masyarakat di daerah pedesaan yang sulit dijangkau oleh lembaga keuangan besar. 

Dengan cakupan wilayah usaha yang dibatasi berdasarkan izin usaha—baik desa/kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/kota—LKM mampu fokus melayani komunitas lokal. 

Sebanyak 149 LKM yang ada saat ini memiliki cakupan wilayah kecamatan, menunjukkan peran penting mereka dalam mendukung ekonomi mikro di wilayah-wilayah terpencil.

LKM bersaing dengan lembaga lain seperti koperasi simpan pinjam, Bank Pembangunan Rakyat (BPR), dan unit BRI dalam memenuhi kebutuhan kredit mikro. 

Meski demikian, permintaan kredit mikro yang besar dan belum sepenuhnya terlayani menjadikan LKM tetap relevan. Dengan biaya operasional yang lebih rendah, LKM dapat menjalankan fungsi pemasaran, pemantauan, dan penagihan secara efisien.

2. Proses Pengajuan Pinjaman yang Mudah dan Cepat

Banyak masyarakat, khususnya pelaku usaha mikro, masih menghadapi kesulitan mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan formal seperti bank. 

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, porsi kredit UMKM baru mencapai 18%, yang menunjukkan adanya celah besar dalam pelayanan pembiayaan sektor ini.

LKM menawarkan solusi dengan persyaratan pinjaman yang lebih ringan dan fleksibel, seringkali tanpa membutuhkan agunan (kolateral). 

Proses pengajuan yang sederhana dan cepat sangat cocok bagi kebutuhan pembiayaan mikro yang bersifat mendesak, seperti modal kerja harian bagi pedagang pasar.

3. Pemahaman yang Lebih Baik terhadap Karakter Nasabah Lokal

LKM memiliki keunggulan geografis karena berada dekat dengan masyarakat yang dilayani. Kedekatan ini memungkinkan LKM memahami karakter nasabah secara lebih mendalam, termasuk aspek sosial dan budaya yang memengaruhi kredibilitas nasabah. 

Dengan informasi ini, proses evaluasi dan penilaian terhadap calon debitur menjadi lebih efektif, mendukung kualitas pembiayaan yang diberikan.

Baca Juga: Mengapa Digitalisasi Jadi Penting untuk LKM? Simak Alasannya

Faktor Eksternal yang Mendukung LKM

1. Kebijakan Pemerintah dan Amanat UU P2SK

Pemerintah melalui UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) memberikan mandat pembinaan dan pengawasan terhadap LKM inkubasi serta koperasi simpan pinjam (KSP) open-loop.

LKM inkubasi, yaitu lembaga yang belum memiliki izin usaha tetapi telah beroperasi, diwajibkan mendaftarkan diri ke pemerintah daerah untuk mendapatkan pembinaan.

Selain itu, KSP open-loop—yang melayani pihak di luar anggotanya—akan diawasi oleh OJK. Kebijakan ini diharapkan meningkatkan jumlah LKM yang berizin dan diawasi sehingga memperkuat perlindungan bagi nasabah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor ini.

2. Potensi Penyaluran Dana Bergulir

Pemerintah pusat dan daerah memiliki berbagai program dana bergulir untuk mendukung usaha mikro. Misalnya, Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (BLU LPDB-KUMKM), BLU Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dengan program Kredit Ultra Mikro (UMi), serta BLU  Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) untuk sektor kelautan dan perikanan.

LKM yang memiliki karakteristik dan pengalaman dalam melayani usaha mikro dapat menjadi mitra pemerintah dalam penyaluran dana bergulir ini. Sebagai contoh, PT LKM BKD Batang di Jawa Tengah berhasil mendapatkan pendanaan dari BLU PIP untuk mendukung pelaku usaha kecil.

3. Dukungan Bantuan Teknis

Selain pendanaan, LKM memerlukan bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas manajemen, seperti pelatihan pengelolaan kredit, pelaporan keuangan, dan digitalisasi. 

Lembaga domestik seperti perguruan tinggi melalui program pengabdian masyarakat, maupun lembaga internasional seperti German Sparkassenstiftung, dapat memberikan dukungan ini. Pelatihan semacam ini tidak hanya membantu LKM tetapi juga nasabah dalam mengelola usaha yang dibiayai.

4. Peluang Digitalisasi

Percepatan digitalisasi yang dipicu oleh pandemi Covid-19 membuka peluang besar bagi LKM untuk meningkatkan efisiensi operasional. Teknologi dapat digunakan untuk mengotomasi proses, memperluas jangkauan, dan meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan bagi masyarakat pedesaan.