Alasan Laba Bersih PGN Susut 14,7 Persen jadi Rp4,23 Triliun
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) baru saja melaporkan kinerja keuangan 2023 dengan pencapain laba bersih yang kurang memuaskan.
Korporasi
JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) baru saja melaporkan kinerja keuangan 2023 dengan pencapain laba bersih sebesar US$278,09 juta atau setara Rp4,29 triliun (kurs jisdor Rp15.439 per satu dolar).
Namun, perolehan laba bersih entitas PT Pertamina (Persero) ini mengalami penyusutan sebesar 14,7% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni US$326,23 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 13 Maret 2024, emiten bersandikan PGAS sepanjang 2023 kemarin, berhasil pendapatan sebesar US$3,64 miliar atau setara dengan Rp56,14 triliun.
- Selama Ramadan, Penumpang LRT Boleh Berbuka Puasa di Dalam Kereta
- Bawa 366 Wisatawan, Kapal Pesiar Mewah Bersandar di Pare-Pare
- IHSG Sesi I Naik 0,38 Persen, Saham HRUM Hingga BRIS Top Gainers LQ45
Dengan begitu, jumlah pendapatan PGAS sepanjang 2023 menunjukkan kenaikan tipis sebesar 1,89% secara tahunan dibandingkan dengan pendapatan pada tahun sebelumnya, yakni sebesar US$3,56 miliar. Lantas apa penyebab penyusutan laba bersih emiten distribusi gas tersebut?
Bila dirinci, pendapatan PGAS sebagian besar berasal dari penjualan kepada pihak ketiga, yang mencapai total US$2,39 miliar, dan penjualan kepada pihak berelasi sebesar US$1,24 miliar. Penjualan terbesar terjadi pada penjualan gas bumi.
Nah, seiring dengan kenaikan pendapatan, perseroan harus menanggung kenaikan beban pokok menjadi US$2,91 miliar atau setara Rp44,96 triliun. Beban ini naik 4,47% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$2,78 miliar.
Alhasil laba kotor PGAS justru tergerus menjadi US$733,57 juta atau setara dengan Rp11,32 triliun atau turun sebesar 6,01% dibandingkan dengan laba kotor tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$780,54 juta.
Dampaknya, laba bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melorot ke level US$0,0115 per lembar pada akhir tahun 2023. Sedangkan di akhir tahun 2022 berada di level US$0,0135 per helai.
- Potensi Cadangan Gas Jumbo Andaman, Bagaimana Kabarnya Sekarang?
- Pemerintah Naikkan HET Beras Premium, Ini Rincian Harganya
- The Body Shop di AS dan Kanada Ajukan Kebangkrutan
Sementara itu, total kewajiban PGAS sepanjang 2023 mencapai angka US$3,05 miliar, yang mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya yang mencapai US$3,75 miliar.
Apabila diuraikan, liabilitas atau utang jangka panjang tercatat sebesar US$1,59 miliar sedikit lebih besar dibandingkan liabilitas jangka pendek sepanjang 2023 yang nilainya mencapai US$1,42 miliar.
Adapun total ekuitas PGAS mencapai US$3,54 miliar, menunjukkan peningkatan dari periode tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$3,44 miliar. Sementara itu, total aset PGAS pada akhir tahun tersebut mencapai US$6,59 miliar.
Berdasarkan data IDX Mobile, pada penutupan perdagangan Rabu, 13 Maret 2024, saham PGAS mampu melaju lumayan kencang dengan kenaikan 2,64% ke level Rp1.165 per saham. Dari sisi variasi harga, emiten yang memiliki market cap Rp28,24 triliun bergerak di kisaran Rp1.145-1.200 per saham.