<p>Pabrik emiten pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) / Dok. Perseroan</p>
Korporasi

Alasan Laba Charoen Pokphand (CPIN) Susut 20,82 Persen

  • Seiring dengan peningkatan penjualan, beban pokok CPIN juga meningkat sebesar 9,47%, mencapai Rp53,34 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) emiten yang bergerak di bidang unggas mencatatkan penurunan laba bersih selama tahun 2023, meskipun penjualan perseroan menunjukkan kenaikan. 

Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih CPIN mengalami penyusutan sebesar 20,82% secara year-on-year (YoY), mencapai Rp2,31 triliun pada tahun 2023, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai Rp2,92 triliun.

Sementara itu, penjualan bersih CPIN mengalami peningkatan sebesar 8,34% YoY, mencapai Rp61,61 triliun pada tahun 2023, dibandingkan dengan Rp56,86 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Dalam rincian penjualan berdasarkan segmen, penjualan CPIN dipimpin oleh segmen pakan sebesar Rp49,42 triliun, diikuti oleh penjualan ayam pedaging (broiler) sebesar Rp37,18 triliun, dan penjualan ayam olahan sebesar Rp10,01 triliun.

Selain itu, penjualan anak ayam usia sehari (day old chicken) mencapai Rp7,18 triliun, sementara penjualan dari segmen lainnya mencapai Rp6,52 triliun. Total penjualan tersebut dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp48,71 triliun.

Alasan Laba Susut

Seiring dengan peningkatan penjualan, beban pokok CPIN juga meningkat sebesar 9,47%, mencapai Rp53,34 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai Rp48,72 triliun.Top of Form

Sebagai hasilnya, laba bruto perusahaan mencapai Rp8,27 triliun, mengalami kenaikan sebesar 1,60% YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp8,14 triliun. 

Pada akhir tahun 2023, kas dan setara kas CPIN mencatatkan jumlah sebesar Rp2,23 triliun, mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 32,04% YoY dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2022 yang mencapai Rp1,69 triliun.

Berdasarkan dari sisi neraca, total aset CPIN meningkat menjadi Rp40,97 triliun per tanggal 31 Desember 2023, dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun 2022 yang mencapai Rp39,84 triliun. 

Sementara itu, liabilitas perusahaan yang menggunakan kode saham CPIN ini juga mengalami kenaikan menjadi Rp13,94 triliun, dari posisi akhir tahun 2022 yang mencapai Rp13,52 triliun.

Terakhir, dari sisi modal atau ekuitas CPIN tercatat juga mengalami peningkatan menjadi Rp27,02 triliun dari posisi akhir Desember 2022 yang mencapai Rp26,32 triliun.