Alasan Saratoga Tidak Divestasi di Tengah Proses Transisi Energi
- Divestasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah untuk sektor-sektor energi yang masih berkutat dengan komoditas berbasis fosil.
Industri
JAKARTA - Investment Director PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Devin Wirawan mengatakan bahwa pihaknya tidak semerta-merta mengambil langkah divestasi di tengah proses transisi energi.
Divestasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah untuk sektor-sektor energi yang masih berkutat dengan komoditas berbasis fosil.
Dikatakan oleh Devin, pihaknya saat ini memang mendukung program pemerintah dalam upaya hilirisasi dan mendukung transisi energi.
- Ini Cara Buat Love Character Test Ktestone.com yang Sedang Viral di Instagram Hingga Twitter
- 5 Rekomendasi Alternatif Chatbot Selain ChatGPT dari OpenAI
- Ramai Jadi Pembicaraan, Berikut Fakta Series The Last of Us yang Viral
Walau demikian, bukan berarti Saratoga akan melakukan divestasi terhadap perusahaan-perusahaan yang masih bergerak di sektor komoditas energi seperti batu bara dan sebagainya.
Selama perusahaan turut mendorong transformasi, pihak Saratoga akan tetap memberikan dukungan sembari mencermati oportunitas di pasar.
"Cara kerja kami untuk bertransformasi ke renewable energy bukan untuk berdivestasi. Yang kita lakukan sekarang, ekstra profit digunakan untuk renewable energy," ujar Devin saat ditemui di sela-sela acara Saratoga Investment Summit 2023 di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis, 26 Januari 2023.
Devin pun menyebutkan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebagai salah satu contoh perusahaan yang masih didukung Saratoga dalam melakukan upaya transformasi.
Didorong oleh harga batu bara yang tinggi pada 2022, penghasilan ADRO pun ikut terdongkrak sehingga bisa digunakan untuk investasi di energi baru terbarukan (EBT).
- Taman Pracima Pura Mangkunegaran Solo: Fasilitas, Tiket hingga Jam Buka
- 6 Cara Cerdik Memanfaatkan Ampas Kopi Bekas
- Serba-Serbi Imlek: Angpao dan Tata Cara Pembagiannya
"Kami beruntung sekali karena harga batu bara yang cukup tinggi, jadi Adaro punya penghasilan yang cukup tinggi yang akan digunakan bukan untuk buka tambang batu bara baru, tetapi digunakan untuk investasi di renewable energy," kata Devin.
Dalam kesempatan yang sama, Devin pun mengungkapkan, Saratoga menyediakan dana investasi sebesar $150 juta atau setara dengan Rp2,24 triliun dalam asumsi kurs Rp14.964 per-dolar Amerika Serikat (AS) untuk tahun ini.
"itu tergantung banyak hal. Apakah kita ada oportunitas di market, kalau tidak ada oportunitas, kita tidak perlu memaksakan," katanya.