<p>Presiden Jokowi saat meninjau pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (21/4).  / BPMI Setpres/Laily</p>
Korporasi

Alasan Sritex (SRIL) Tunda Penerbitan Surat Utang Global Rp4,59 Triliun

  • Emiten tekstil milik konglomerat Iwan Setiawan Lukminto, PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex (SRIL) menunda rencana penerbitan obligasi global senilai US$325 juta atau setara Rp4,59 triliun (kurs Jisdor Rp14.119 per dolar Amerika Serikat).

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten tekstil milik konglomerat Iwan Setiawan Lukminto, PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex (SRIL) menunda rencana penerbitan obligasi global senilai US$325 juta atau setara Rp4,59 triliun (kurs Jisdor Rp14.119 per dolar Amerika Serikat).

Direktur Keuangan Sritex, Allan Moran Severino mengatakan, perseroan memutuskan untuk menunda rencana penerbitan obligasi global dalam denominasi dolar AS. Alasannya, saat ini keadaan pasar belum memadai.

“Perseroan memutuskan untuk menunda rencana penerbitan surat utang baru yang akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah Indonesia, mengingat keadaan pasar yang belum mendukung,” tulis Allan dalam surat yang ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamis 28 Januari 2021.

Presiden Direktur Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengungkapkan tiga anak usahanya yakni PT Sinar Pantja Djaja (SPD), PT Bitratex Industries (BIS) dan PT Primayudha Mandirijaya (PMJ) bakal berperan sebagai penjamin.

Sementara, pada 23 Desember 2020, lembaga pemeringkat Moody’s sempat menurunkan peringkat Sritex dari Ba3 menjadi B1. Bersamaan dengan itu, Moody’s juga menurunkan peringkat surat utang senior Sritex Rp150 juta yang jatuh tempo pada 2024 menjadi Ba3 dari sebelummnya B1.

Tidak hanya itu, Moody’s juga memangkas peringkat untang senior tanpa jaminan Sritex senilai US$225 juta yang jatuh tempo pada 2025. Dengan demikian, prospek atas Sritex saat ini berada dalam status negatif.

Senada dengan hal tersebut, Fitch Ratings juga telah merevisi Outlook Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) Sritex menjadi negatif dari sebelumnya stabil dan peringkat di ‘BB-‘.

Fitch juga mengafirmasi peringkat kelas utang senior tanpa jaminan Sritex dan obligasi dolar AS tanpa jaminan senior yang belum jatuh tempo di ‘BB-‘.

Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook pada Peringkat Nasional Jangka Panjang perusahaan berkode saham SRIL itu menjadi negatif dari stabil dan mengafirmasi peringkat di ‘A+(idn)’. (SKO)