Aliran Listrik di NTT Sudah Capai 95,47 Persen
JAKARTA – Rasio Elektrifikasi (RET) di wilayah Nusa Tenggara Timur kini mencapai 87,31% per akhir 2020. Sementara untuk Rasio Desa Berlistrik (RDB) per Januari tahun ini, jumlahnya sudah 95,47%. General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, pihaknya membangun jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 189,8 kilometer sirkuit (kms) di 39 desa di […]
Nasional
JAKARTA – Rasio Elektrifikasi (RET) di wilayah Nusa Tenggara Timur kini mencapai 87,31% per akhir 2020. Sementara untuk Rasio Desa Berlistrik (RDB) per Januari tahun ini, jumlahnya sudah 95,47%.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, pihaknya membangun jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 189,8 kilometer sirkuit (kms) di 39 desa di NTT. Selain itu, dibangun pula jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 132,69 kms,dan gardu 44 buah dengan kapasitas daya 2200 kiloVolt Ampere (kVA).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Sebelum ada aliran listrik, masyarakat di NTT hanya bisa menikmati penerangan melalui generator set (genset),” kata dia mengutip keterangan tertulis, Senin, 15 Februari 2021.
Meskipun demikian, Agus mengaku letak geografis menjadi salah satu tantangan yang dihadapi ketika memasang listrik di wilayah tersebut. Kendati demikian, saat ini PLN telah merealisasikan listrik kepada 8.234 calon pelanggan yang tersebar di NTT.
“Semoga dengan hadirnya listrik dapat meningkatkan roda perekonomian para pelaku usaha, kerajinan, kios, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Kepala Desa Rana Kulan Kabupaten Manggarai Timur Rudolfus Ndate pun mengapresiasi kinerja ini. “Semoga dengan hadirnya listrik ditengah masyarakat ini, dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan ekonomi serta waktu belajar anak-anak dalam situasi pandemi sekarang,” ujarnya.
Ia bilang, hadirnya listrik di daerahnya bisa dimanfaatkan untuk memfasilitasi usaha masyarakat yang dilakukan pada siang hari, seperti meubel dan pembuatan es batu untuk mengawetkan hasil laut. Menurutnya, hal ini akan bermanfaat menunjang perekonomian masyarakat.