Goldman Sachs Sebut AI Seperti ChatGPT Dapat Berdampak pada 300 Juta Pekerjaan Penuh Waktu di Seluruh Dunia
Tekno

Aman Dari AI, Manusia Lebih Baik dalam Pekerjaan ini Dibanding dengan Kecerdasan Buatan

  • Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan berkembang begitu pesat dewasa ini dengan berbagai kemampuan melebihi manusia.

Tekno

Bintang Surya Laksana

JAKARTA-  Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan berkembang begitu pesat dewasa ini. Teknologi ini dilengkapi dengan berbagai kemampuan melebihi manusia. Lantaran itu, muncul ketakutan di masa depan seluruh pekerjaan manusia akan digantikan oleh AI. 

Namun di tengah  perkembangan kemampuan AI yang belum tampak tanda berhenti berkembang,  ada sejumlah pekerjaan yang tak bakal tergeser oleh AI. Artinya, manusia melakukan pekerjaan tersebut lebih baik dari kecerdasan buatan paling canggih, setidaknya untuk saat ini.

Mengutip Euronews Rabu, 5 Juli 2023, sebuah penelitian dari Brigham Young University (BYU) di Amerika Serikat menyebutkan ada satu pekerjaan yang masih lebih baik dilakukan manusia dibandingkan dengan AI. Pekerjaan tersebut adalah akuntan.

Penelitian yang dilakukan oleh BYU melibatkan  327 koresponden dari 186 institusi pendidikan di 14 negara bagian. Dalam survei yang dilakukan, para koresponden diminta memberi kisaran 25.181 pertanyaan berkaitan dengan ujian akuntansi. 

Adapun pertanyaan yang diberikan  meliputi sistem informasi akuntansi, audit, akuntansi keuangan, akuntansi manajerial, dan pajak. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memiliki variasi dalam kesulitan dan jenis pertanyaan seperti benar salah, pilihan ganda, dan jawaban singkat. 

Saat melakukan pengujian, Peneliti kemudian membandingkan kemampuan AI dalam hal ini ChatGPT dengan siswa. Hasilnya, AI lebih baik di bidang sistem informasi akuntansi dan audit dengan skor rata-rata 47,4% lebih baik daripada siswa.

Meski begitu, siswa dapat mengalahkan AI dalam pertanyaan mengenai perpajakan, keuangan, dan manajerial. Hal tersebut dimungkinkan karena kemampuan AI yang masih terbatas dalam hal memproses matematika.

Setelah studi dilakukan, para peneliti kemudian menemukan sejumlah temuan menarik. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ChatGPT tidak selalu mengenali soal matematika dan membuat kesalahan tidak masuk akal seperti salah melakukan pembagian. 

Sekadar informasi, sebelumnya sejumlah masyarakat merasa ketakutan terkait kemampuan AI, terutama ChatGPT. Adapun ketakutan yang muncul dipicu oleh performa ChatGPT yang bisa menggantikan sejumlah pekerjaan. Sebagaimana diketahui, Platform AI yang kini menjadi sorotan tersebut dikabarkan dapat menggantikan pekerjaan menulis.

Tak sampai di situ. Kecanggihan ChatGPT bahkan memungkinkan teknologi tersebut melakukan coding sebagaimana dilakukan oleh para insinyur. Setelah ChatGPT,  muncul juga AI yang memiliki kemampuan berbeda yang bahkan bisa membuat karya seni sendiri seperti Midjourney.

Namun berdasarkan penelitan yang dilakukan BYU, tampaknya masyarakat dapat sedikit bernapas lega. Sebagaimana diungkapkan oleh seorang mahasiswa BYU, Jessica Wood menyebutkan, “Itu (ChatGPT) tidak sempurna, kamu tidak dapat menggunakannya untuk semua hal.”