Juru Bicara BSSN Ariandi Putra
Nasional

Amankan G20, BSSN: Kami Siaga Sebelum dan Sesudah Acara KTT

  • Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjamin keamanan siber selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di Bali, 15-16 November 2022 mendatang.
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjamin keamanan siber selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di Bali, 15-16 November 2022 mendatang.

Juru Bicara BSSN Ariandi Putra menegaskan, pengamanan siber oleh pihaknya tidak hanya dilakukan pada saat hari pelaksanaan KTT G20 saja.

"Kami sudah melakukan pengamanan siber dalam rangka KTT G20 sejak Juli 2022 lalu. BSSN juga telah mengidentifikasi berbagai potensi ancaman siber yang terjadi di Indonesia dan KTT G20," kata Ariandi, seperti dikutip dari website Sekretariat Kabinet, pada Rabu, 26 Oktober 2022.

Ia menambahkan adapun beberapa ancaman yang berpotensi datang seperti spear phishing (peretasan spesifik), malicious document atau virus yang ditempelkan pada dokumen, hijacking, fake wifi hingga operasi malware.

Kemudian, BSSN juga memantau potensi ancaman pencurian data dari sebelum gelaran KTT hingga berakhirnya Presidensi G20 Indonesia.

Ariandi juga menjelaskan, sebagai leading sector keamanan siber pada KTT G20 nanti, BSSN bertugas mengolaborasikan beberapa rencana pengamanan siber dengan stakeholder terkait.

"Kami juga bekerja sama dengan penyelenggara jaringan internet dan event organizer yang mengampu pagelaran G20 ini. Dan hal itu sudah dilakukan sejak Juli lalu," pungkasnya.

Ariandi juga merinci ada tiga dukungan klaster untuk pengamanan siber dalam gelaran nanti yaitu sebelum acara, saat acara dan setelah acara.

Sebelum acara, Ariandi menjabarkan pihaknya telah melakukan audit sistem manajemen informasi, pengukuran tingkat keamanan siber, serta memonitor anomali traffic dan potensi ancaman siber.

Lalu, pada saat acara, BSSN akan melakukan monitoring anomali traffic, pemantauan informasi insiden, pengamanan sinyal, dan kontra penginderaan, serta melakukan digital forensik.

"Adapun setelah acara, BSSN akan mengidentifikasi celah keamanan siber dan potensi ancaman pengungkapan data serta melakukan digital forensik dan insiden respons," tambahnya.