Dari ki-ka : Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda - CRSO Amartha Aria Widyanto - Plt. Direktur Pengawasan Usaha Pembiayaan Berbasis Teknologi OJK Moh. Eka Gonda Sukmana - Direktur Eksekutif AFPI dan Media Yasmine Meylia Sembiring -  Direktur Kebijakan Publik Wahyudi Askar. CELIOS sepakat mendorong peningkatan pemahaman publik yang lebih positif dan mengajak turut berpartisipasi dalam gerakan kolektif “impact investing”. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Fintech

Amartha Manfaatkan AI untuk Jaga Kualitas Portofolio untuk Hadapi Tantangan di Industri FIntech

  • Langkah ini diambil sebagai respons terhadap berbagai tantangan yang dihadapi industri fintech, termasuk menurunnya minat investor dalam pendanaan di sektor ini. Meskipun tantangan tersebut melanda industri, Amartha tetap optimis akan pertumbuhan mereka yang berkelanjutan.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), kini memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebagai strategi utama untuk menjaga kualitas portofolionya. 

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap berbagai tantangan yang dihadapi industri fintech, termasuk menurunnya minat investor dalam pendanaan di sektor ini. Meskipun tantangan tersebut melanda industri, Amartha tetap optimis akan pertumbuhan mereka yang berkelanjutan.

Fokus Pertumbuhan Jangka Panjang dan Keberlanjutan

CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, menegaskan bahwa Amartha tidak hanya fokus pada pertumbuhan tetapi juga menekankan pentingnya nilai jangka panjang dan keberlanjutan dalam bisnis. 

“Selain pertumbuhan, Amartha fokus pada kualitas portofolio dan manajemen risiko yang hati-hati, membangun relasi yang kuat dengan institusi keuangan, serta terus mencatatkan keuntungan,” ujar Andi melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat, 27 September 2024. 

Menurut Andi, penerapan kecerdasan buatan membantu Amartha dalam memberikan keunggulan lebih, terutama dalam hal penilaian risiko dan pengelolaan portofolio. Melalui penerapan teknologi ini, perusahaan dapat tetap kompetitif dan relevan dalam situasi pasar yang semakin dinamis.

Baca Juga: Menkominfo Dorong Inovasi Teknologi AI untuk Startup Digital Sektor Pertanian

Teknologi AI Tingkatkan Akurasi Penilaian Risiko

Teknologi AI yang digunakan oleh Amartha dalam risk-profiling mencakup lebih dari 90 indikator data yang berfungsi untuk melakukan verifikasi mitra, penentuan skor, hingga memfasilitasi proses match-making antara pendana dan mitra berdasarkan profil risiko masing-masing. 

Dengan memanfaatkan AI, Amartha tidak hanya meningkatkan akurasi dalam penilaian risiko, tetapi juga memastikan pendanaan tepat sasaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan setiap mitra.

Teknologi ini membantu Amartha memberdayakan masyarakat di segmen akar rumput yang selama ini kesulitan mengakses layanan keuangan formal. Di samping itu, AI juga digunakan untuk menganalisis pasar dan memberikan rekomendasi dalam pengambilan keputusan, sehingga perusahaan dapat lebih responsif terhadap dinamika pasar.

Peran Ganda Teknologi AI di Amartha

Andi menjelaskan bahwa teknologi di Amartha memainkan dua peran penting, yaitu memobilisasi modal dari institusi dan investor serta memberdayakan segmen akar rumput melalui pembiayaan dan kesempatan investasi. Pendekatan ini memungkinkan Amartha untuk terus berinovasi dan menghadirkan solusi keuangan yang inklusif bagi masyarakat yang selama ini belum tersentuh oleh lembaga keuangan formal.

Hingga saat ini, Amartha telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp23 triliun kepada 2,5 juta mitra di lebih dari 73.000 desa di seluruh Indonesia. Dengan tingkat non-performing loan (NPL) yang tetap di bawah 2%, Amartha berhasil menjaga stabilitas dan keberlanjutan bisnisnya.

Kontribusi Positif Amartha bagi Perekonomian Desa

Selain menjaga kualitas portofolio dan risiko, Amartha juga berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat di pedesaan. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 67 ribu mitra ultra mikro Amartha berhasil naik kelas menjadi usaha mikro, dengan rata-rata peningkatan pendapatan sebesar 61,56%. Hal ini menunjukkan kontribusi Amartha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat pedesaan.

Lebih dari itu, Amartha juga telah menciptakan lebih dari 85.000 lapangan kerja informal di desa-desa, memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan model bisnis yang inklusif dan berkelanjutan, Amartha terus berkomitmen untuk menjadi mitra yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.