Ambil Keputusan, Nissan Hentikan Operasionalnya di Rusia
- Produsen mobil asal Jepang, Nissan akhirnya memutuskan untuk hengkang dari Rusia.
Industri
MOSCOW - Produsen mobil asal Jepang, Nissan akhirnya memutuskan untuk hengkang dari Rusia. Produsen mobil tersebut dilaporkan telah menjual bisnisnya.
Keputusan Nissan hengkang dari Rusia menambah daftar panjang perusahaan yang memilih untuk menghentikan operasionalnya setelah terjadi invasi terhadap Ukraina.
Mengutip Insider Kamis, 13 Oktober 2023, Pabrikan mobil Jepang itu akan mengalihkan semua operasinya di Rusia ke NAMI, Institut Penelitian dan Pengembangan Pusat Otomotif dan Mesin milik negara.
Sedikit informasi, NAMI termasuk fasilitas manufaktur dan R&D di St. Petersburg, serta pusat penjualan dan pemasaran di Moskow.
Nissan memperkirakan membukukan kerugian satu kali sebesar 100 miliar yen atau kisaran Rp10 triliun (asumsi kurs Rp103,8 per Yen Jepang. Jepang dari aksi menjual perusahaan dan keluar dari Rusia. Meski begitu, perusahaan mempertahankan panduan setahun penuhnya .
Nissan mengatakan pada bulan Juni bahwa mereka mengharapkan kenaikan pendapatan bersih 18,7% pada tahun ini pada tahun 2022, sementara laba operasi diperkirakan akan tetap datar pada periode yang sama.
Karenanya, kesepakatan itu memberi Nissan opsi untuk membeli kembali entitas dan operasinya dalam enam tahun ke depan.
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Denis Manturov, mengatakan bahwa kesepakatan itu "signifikan" bagi industri karena mempertahankan 2.000 pekerjaan dan kemampuan operasional.
Nissan mengatakan dalam pengumumannya bahwa pekerjaan semua karyawannya akan dilindungi selama 12 bulan.
"Meskipun kami tidak dapat terus beroperasi di pasar, kami telah menemukan solusi terbaik untuk mendukung karyawan kami," kata presiden dan CEO Nissan, Makoto Uchida seperti dikutip TrenAsia.com.
Tambahan informasi, Nissan menangguhkan operasinya di Rusia pada Maret setelah negara itu menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Penjualan produsen mobil Jepang atas bisnis Rusia-nya mencerminkan penjualan pemegang saham utamanya Renault yang juga menjual sahamnya di produsen mobil terbesar Rusia dengan harga simbolis hanya 1 rubel pada bulan Mei. Kesepakatan Renault juga datang dengan opsi pembelian kembali enam tahun.