Tekno

Ambisi Besar T-160 Blackjack di Usia 40 Tahun

  • Pada 40 tahun lalu, tepatnya 18 Desember 1981 pembom strategis Tupolev Tu-160 Blackjack melakukan debut terbangnya dan hingga kini pesawat tersebut tetap menjadi simbol menakutkan dari pasukan Penerbangan Jarak Jauh Rusia.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Pada 40 tahun lalu, tepatnya 18 Desember 1981  pembom strategis Tupolev Tu-160 Blackjack melakukan debut terbangnya dan hingga kini pesawat tersebut tetap menjadi simbol menakutkan dari pasukan Penerbangan Jarak Jauh Rusia. Desain era Perang Dingin itu dipastikan akan masih berumur panjang dan sedang dimodernisasi dan kembali diproduksi dalam bentuk yang diperbarui. .

Sebagai pembom strategis terakhir yang diperkenalkan selama era Perang Dingin, sayap variabel geometri Tu-160 direncanakan sebagai ujung tombak cabang Penerbangan Jarak Jauh di Angkatan Udara Soviet, dan tentu saja yang paling bergengsi. Pesawat memiliki tugas untuk mengirimkan rudal nuklir terhadap target profil tinggi NATO jika konflik pecah. 

Pembom empat mesin ini masih menggungguli para pesaingnya di sebagian besar metrik. Blackjack bisa terbang dengan kecepatan 2.330 km per jam. Angka ini di atas B-2 Amerika yang memiliki kecepatan 1.328 km / jam dan B-1 dengan kecepatan 1.010 km / jam . 

Kisaran  tanpa pengisian bahan bakar Tu-160 juga lebih baik dengan 14.000 km dibandingkan 12.000 km dan 11.100 km dari B-2 dan B-1. Blacjack memiliki ketinggian maksimum penerbangan 21.000 m. Juga unggul dibandingkan B-2 dan B-1 yang masing-masing 18.200 m dan 15.240 m.

Dalam hal muatan operasional Blackjack juga tidak terkalahkan dengan mampu membawa 45 ton. Semetnara B-2 dan B-1 masing-masing 34 ton dan 27 ton.

Tetapi bomber yang juga dijuluki angsa putih ini juga menjalani jalur rumit untuk bisa menjadi kebanggaan Rusia saat ini. Bahkan Rusia sempat kalah jauh dari Ukraina dalam hal jumlah pesawat yang dimiliki.

Program Tu-160 dimulai pada tahun 1967. Prototipe pertama Blackjack yang dikenal sebagai 70-1 mengudara pada 18 Desember 1981. Sementara pesawat produksi pertama diterbangkan pada Oktober 1984 dan diikuti pengiriman awal dua pesawat pada April 1987. Resimen Penerbangan Pembom Berat ke-184 yang menerbangkan pesawatw ini berbasis di Pryluky Ukraina yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet. Semua pesawat keluar dari jalur produksi di Kazan Rusia.

Ketika Uni Soviet runtuh pada akhir tahun 1991, resimen Pryluky memiliki dua skuadron Tu-160, dengan total 19 pesawat. Kini pesawat di tangan Ukraina yang merdeka, bersama dengan persenjataan nuklir mereka. Pesawat-pesawat ini segera dicat ulang dengan tanda Angkatan Udara Ukraina. Ttapi negara yang baru merdeka itu tidak menggunakan kekuatan pembom strategis dan tidak berencana untuk mengerahkan segala jenis penangkal nuklir.

Dengan runtuhnya Uni Soviet, Ukraina memiliki sekitar sepertiga dari persenjataan nuklir Soviet serta pembom dan amunisinya, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) berbasis silo SS-19 dan SS-24 dengan total sekitar 1.700 hulu ledak. Pada tahun 1994 Ukraina setuju untuk menghancurkan senjata dan bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

Selain itu Ukraina kekurangan dana untuk menerbangkan Blackjacks secara teratur. Tanpa dukungan teknis, suku cadang, dan bahan bakar yang diperlukan Tu-160 Ukraina dengan cepat menjadi tidak aktif.

Sementara itu di Rusia produksi Blackjack berlanjut  dengan tempo sederhana. Dan pada awal 1990-an, enam Tu-160 lagi dikirim ke unit Penerbangan Jarak Jauh di Engels, dekat Saratov di wilayah barat daya Volga. Namun demikian, armada Rusia tetap jauh lebih kecil.

Pada tahun 1999, cabang Penerbangan Jarak Jauh Rusia yang sekarang menjadi bagian dari Angkatan Udara Rusia mungkin berada pada titik terendahnya. Selain hanya memiliki setengah lusin Tu-160 yang tersedia, jam terbang dipangkas menjadi sekitar 20 per tahun untuk setiap anggota awak. Misi patroli'jarak jauh oleh Blackjacks, serta pesawat Tu-22M3 dan Tu-95MS telah menjadi kejadian langka.

Rusia Sadar

Hingga akhirnya kampanye pengeboman Pasukan Sekutu NATO terhadap Republik Federal Yugoslavia selama Perang Kosovo pada tahun 1999 membuka pikiran Rusia. Perang ini mendorong Moskow untuk mengatasi kekurangan pembomnya. Pembicaraan sebelumnya tentang rencana Moskow untuk membeli Tu-160 dari Ukraina gagal di tengah ketidaksepakatan mengenai harga. Dan pada Januari 1999 Ukraina telah menghancurkan Tu-160 pertama.

Akhirnya, pada Oktober 1999 sebuah perjanjian ditandatangani di Yalta Krimea yang saat itu masih wilayah Ukraina. Dalam kesepakatan itu Rusia membeli delapan Tu-160 dari Ukraina yang akhirnya memberi Moskow kendali atas sebagian besar pesawat.

Dari 19 Tu-160 Ukraina, delapan yang dalam kondisi terbaik disiapkan untuk dipindahkan ke Rusia. Sementara 10 lainnya dibatalkan. Satu-satunya Tu-160 yang masih ada di Ukraina disumbangkan ke museum penerbangan di Poltava.

Sementara Ukraina juga mewarisi 24 pembom Tu-95MS Bear-H yang yang berada di Pangkalan Udara Uzin. Jumlah ini juga lebih besar dibandingkan Rusia yang ada di Rusia. Namun ada 40 lainnya berada di Kazakhstan yang baru merdeka. Tu-95 Kazakhstan kemudian diberikan ke Rusia dengan imbalan pesawat taktis. Sementara itu tiga Tu-95MS Ukraina paling modern dijual ke Rusia sebagai bagian dari kesepakatan Tu-160. Sisanya dihancurkan.

Bekas Tu-160 Ukraina diterbangkan ke Engels antara November 1999 dan Februari 2000 hingga  akhirnya memberi Rusia armada pengebom yang berarti. Sama pentingnya Kremlin juga telah mengamankan 575 rudal jelajah nuklir Kh-55SM dari Ukraina . Rudal yang digunakan untuk mempersenjatai Tu-160 dan Tu-95MS. Rudal ini beralih tangan untuk membayar utang Ukraina terkait pasokan gas Rusia.

Jumlah Blackjack Rusia terus ditingkatkan melalui produksi skala rendah, Pembom baru lainnya dikirim pada Mei 2000, meskipun baru pada tahun 2008 pesawatw berikutnya tiba. Karena permintaan akan Tu-160 cukup tinggi akhirnya bekas pesawat uji coba Tupolev juga diperbaharui dan diserahkan kepada Angkatan Udara Rusia dalam konfigurasi operasional.

Tu-160 Ukraina dengan cepat dilupakan karena Blackjack memantapkan dirinya dalam layanan Rusia dan para pembom tersebut mulai menerbangkan lebih banyak misi jarak jauh sebagai bagian dari penerbangan strategis. Jalan berlarut-larut untuk mendapatkan jumlah yang berarti dari Tu-160 bisa dikatakan baru selesai pada Desember 2005.

Angkatan Udara Rusia saat ini menjadi operator Tu-160. Armada Blackjack yang dihidupkan kembali telah menyaksikan pertempuran selama kampanye di Suriah dan melakukan kunjungan tingkat tinggi ke Afrika Selatan dan Venezuela.

Ambisi Besar

Selain memperkenalkan persenjataan baru, termasuk rudal jelajah siluman dan konvensional ada ambisi yang lebih besar untuk Tu-160.

Rusia telah melakukan program peningkatan usia paruh baya untuk Tu-160 dan menambahkan sistem misi dan avionik baru. Tu-160M sangat modern pertama yang didasarkan pada pesawat dari seri produksi asli melakukan penerbangan perdananya pada Februari 2020. Pesawat ini didukung oleh mesin NK-32-02 produksi baru. Sebuah mesin pesawat tempur paling kuat di dunia. Mesin menggantikan NK-32 yang digunakan dalam pesawat produksi asli.

Pada saat yang sama pekerjaan sedang dilakukan untuk melanjutkan produksi Blackjack. Pesawat yang baru dibangun sebelumnya diberi nama Tu-160M2. Tetapi sekarang juga akan dikenal sebagai Tu-160M. Rusia berencana memiliki setidaknya 50 Tu-160M ​​ baru untuk tetap beroperasi hingga 2050-an atau bahkan 2060-an. Akhir tahun 2020 lalu dilaporkan bahwa batch pertama Tu-160M ​​yang baru dibangun diharapkan terbang pada kuartal keempat tahun 2021. Tetapi sejauh ini belum ada kabar apakah renana itu terealisasi.

Dengan kebangkitan Penerbangan Jarak Jauh yang berkelanjutan, peningkatan Blackjack yang sedang berlangsung, dan rencana produksi baru, pada ulang tahun ke 40 tahun Tu-160 tetap melihat masa depan yang panjang dan cemerlang.