Ambisi Erick Thohir Merger BUMN Pelabuhan, Pelindo II Bakal Mendominasi
Keinginan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatukan BUMN Pelabuhan Pelindo I-IV tidak lepas dari gagasan besar tol laut yang dicetuskan Presiden Jokowi.
Industri
JAKARTA – Pemerintah Indonesia berencana menggabungkan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo I, PT Pelindo II (Persero), PT Pelindo III (Persero), dan PT Pelindo IV. Keempat perusahaan pelat merah yang mengelola total 120 pelabuhan tersebut ditargetkan merger pada akhir tahun ini.
Keinginan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatukan Pelindo tidak lepas dari gagasan besar tol laut yang dicetuskan Presiden Joko Widodo. Kabar ini semakin santer terdengar usai terjadi perombakan jajaran direksi di Pelindo I-IV pada Senin 15 Maret 2021.
Kendati demikian, Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rudi menyebut, rombak jabatan tersebut tidak terkait dengan rencana merger Pelindo.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Saya kira itu bukan lah sebuah sinyal merger semakin dekat, tidak ada hubungannya. Apalagi merger ini kan digaungkannya kebanyakan oleh Pelindo II,” kata Siswanto kepada TrenAsia, Senin 22 Maret 2021.
Dominasi Pelindo II
Gerak lincah Pelindo II dalam rencana merger dikarenakan perusahaan ini memiliki laba bersih terbesar. Hal ini lah yang memberikan perusahaan dengan nama dagang International Port Corporation (IPC) itu keleluasaan lebih dalam rencana merger pelabuhan BUMN.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019, IPC tercatat membukukan laba bersih hingga Rp2,5 triliun. Laba bersih milik Pelindo II jauh lebih besar ketimbang Pelindo IV yang tercatat sebesar Rp438 miliar.
“Pelindo II secara bisnis jauh lebih besar dibanding yang lain. Jadi posisinya bisa lebih ‘memimpin’ jalannya merger,” ungkap Siswanto.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Maka, Siswanto pun memprediksi nama-nama direksi perusahaan merger Pelindo bakal banyak diisi oleh direksi Pelindo II. Lebih jauh lagi, dirinya memproyeksikan nama Direktur Utama (Dirut) Pelindo II Arif Suhartono yang bakal mengepalai Pelindo Group.
Sederet manfaat dapat diperoleh jika Pelindo Group ini terbentuk, salah satunya efisiensi. Menurut Siswanto, hal tersebut dapat menguntungkan seluruh unit Pelindo.
“Tantangannya tinggal bagaimana memproses merger dengan mengantisipasi gesekan,” tambah Siswanto.
Potensi Merger
Menurut Siswanto, efek langsung dari penyatuan Pelindo ialah terciptanya standardisasi yang sama dalam pelayanan jasa pelabuhan di seluruh Indonesia. Hal ini tentunya dapat membawa dua keuntungan. Pertama, investasi masuk lebih besar, kedua biaya logistik yang lebih merata di seluruh Indonesia.
“Secara pelayanan pasti setelah merger bakal sama. Jadi saya harapkan tidak ada lagi perbedaan layanan, terutama yang perlu ditingkatkan itu di wilayah timur Indoensia.
Layanan satu atap ini juga secara langsung dapat mempermudah proses adminstrasi dan dokumen. Pasalnya, bila merger terjadi, akses dokumen pelanggan dari seluruh jejaring Pelindo memungkinkan untuk dibuka sehingga efisiensi layanan dapat dilakukan.
Efisiensi biaya juga memungkinkan untuk dicapai dengan merger tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi biaya logistik terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang masih berada di angka 23,5%. Tertinggal dibandingkan biaya logsistik Malaysia yang menyentuh 13% PDB.
Biaya tersebut, kata Siswanto, punya pengaruh terhadap minat investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Direstui DPR
Rencana merger pelabuhan pelat merah ini juga mendapat sambutan positif dari komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PPP Achmad Baidowi menuturkan, dengan adanya penyatuan tersebut, diharapkan bisa menghadirkan layanan yang terintegrasi dan terstandardisasi.
“Dalam proses holdingisasi Pelindo, Kementerian BUMN bisa memilih salah satu Pelindo untuk menjadi holding perusahaan dengan memperhatikan pengalaman dan kualitas layanan mereka selama ini, khususnya dalam menangani pelabuhan utama yang berhubungan dengan layanan pelayaran Internasional,” katanya dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.