Ambisius, MIND ID Bidik Laba Bersih Rp30 Triliun di 2024
- Sampai Agustus 2024, MIND ID tercatat sudah membukukan laba bersih sebesar Rp27 triliun, setara dengan pencapaian di sepanjang tahun 2023.
BUMN
JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID menargetkan pertumbuhan laba bersih sepanjang tahun 2024 bisa mencapai lebih dari Rp30 triliun.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo mengatakan, target ini lebih tinggi dari realisasi 2023 lalu yakni Rp27,5 triliun. Angka 2023 itu juga naik 22,3% dari laba bersih tahun 2022.
Sampai Agustus 2024, MIND ID tercatat sudah membukukan laba bersih sebesar Rp27 triliun, setara dengan pencapaian di sepanjang tahun 2023.
- Duit Produsen Sepatu Bata Bertambah Rp53,33 Miliar, Uang Kaget dari Mana?
- Rumor Akuisisi Temu, Muncul Transaksi Nego Saham BUKA Senilai Rp2,08 Triliun
- Meramal Prospek Cerah Saham PTRO Pasca Diakuisisi Grup Barito
"Kalau tahun kemarin labanya Rp27 triliun, tahun ini saja sudah Rp27 triliun, kita harap bisa tembus ke Rp30-an triliun ," ungkapnya saat agenda Media Briefing di Sarinah dilansir Rabu, 16 Oktober 2024.
Perseroan juga sudah mencetak EBITDA sebesar hampir Rp39 triliun pada pertengahan tahun ini. Dia juga berharap, perseroan bisa menyetor dividen kepada kas negara yang besar seperti nominal di tahun lalu.
Transformasi ke Hilirisasi
Grup MIND ID berkomitmen mendorong eksplorasi dan pengolahan mineral dengan proaktif mendorong hilirisasi sehingga mampu meningkatkan nilai tambah dan memberikan dampak yang optimal bagi negara.
Melalui transformasi ini, Holding Industri Pertambangan (HIP) BUMN bertransformasi menjadi PT Mineral Industri Indonesia (Persero) yang merupakan sinergi perusahaan tambang terbesar Indonesia yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, dan PT Timah Tbk.
Lalu kemudian menyusul bergabung PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Dilo menegaskan, melalui transformasi ini, perusahaan negara di sektor pertambangan telah tumbuh sebagai entitas yang kuat dan kompetitif di tingkat nasional maupun global.
Dilo menjelaskan, MIND ID saat ini telah memulai operasional dari dua smelter Anggota MIND ID. Pertama, pabrik pemurnian konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Pabrik pengolahan ini menggunakan teknologi desain jalur tunggal (design single line) terbesar di dunia dengan kapasitas input konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga sekitar 650.000 ton per tahun, memproduksi 50 ton emas dan 210 ton perak.
Kedua, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter dengan investasi sekitar Rp16 triliun akan menyerap sekitar 3,3 juta bijih bauksit per tahun dengan menghasilkan 1 juta ton alumina sebagai bahan baku aluminium.
Sebagai tulang punggung hilirisasi bauksit dari hulu hingga hilir ini, proyek SGAR akan dilanjutkan ke fase berikutnya yang nantinya akan memperkuat kapasitas produksi alumina serta pabrik smelter aluminium.
Pada tahun depan, Grup MIND ID memiliki beberapa program champion mulai dari ekspansi smelter aluminium, ekspansi kapasitas tin chemical dan tin soldier, hingga pengembangan timah primer blok 1 dan blok 2.
Di samping itu, pada 28 Juni 2024, MIND ID telah menyelesaikan transaksi pembelian sekitar 14% saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dari Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM).
Melalui penyelesaian transaksi ini, MIND ID resmi menjadi pemegang saham terbesar di PT Vale dengan porsi saham yang meningkat dari 20,0% menjadi sekitar 34,0%. Sedangkan kepemilikan VCL berkurang dari 44,4% menjadi sekitar 33,9%, dan kepemilikan SMM berkurang dari 15,0% menjadi sekitar 11,5%.
Aksi korporasi perusahaan industri pertambangan nikel ini, menjadi kelanjutan dari rangkaian akuisisi Grup MIND ID yang sebelumnya sukses menjadi pemegang saham mayoritas di PT Freeport Indonesia pada 2018.