Industri

Ambruk Terseret Isu Meger dengan Tri Indonesia, Saham Indosat Dipantau BEI

  • Menariknya, pelemahan saham ISAT ini justru terjadi ketika isu merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia sedang panas-panasnya. Dari sumber Bloomberg, pengumuman merger akan segera terlaksana pekan ini.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan cap unusual market activity (UMA) kepada saham PT Indosat Tbk (ISAT). Saham ISAT dinilai bergerak di luar kebiasaan dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam pengumumannya, BEI menyebut bahwa kini pihaknya tengah mencermati perkembangan saham ISAT. Sebab itu, BEI meminta kepada para investor untuk lebih berhati-hati melakukan pembelian saham ini.

“Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi,” tulis BEI dalam keterbukaan informasi, Selasa, 22 Desember 2020.

Berdasarkan data Bloomberg, saham ISAT memang sempat meroket pada perdagangan pekan lalu (14-18 Desember 2020). Dalam sepekan, saham ISAT telah melesat 38,18% naik dari level Rp3.300 menjadi Rp4.560 pada akhir pekan.

Saham ISAT kemudian kembali meroket 20,61% atau 940 poin ke level Rp940 per lembar pada perdagangan Senin, 21 Desember 2020. Namun, pada perdagangan hari ini, saham ISAT ambruk hingga nyaris menyentuh auto rejection bawah (ARB) sebesar 350 poin atau 6,36% ke level Rp5.150 per lembar.

Menariknya, pelemahan saham ISAT ini justru terjadi ketika isu merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia sedang panas-panasnya. Dari sumber Bloomberg, pengumuman merger akan segera terlaksana pekan ini.

Wakil Direktur Utama Hutchison 3 Indonesia Danny Buldansyah mengungkapkan, pihaknya memang tengah menjajaki potensi merger dengan beberapa perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Termasuk Indosat, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Beberapa prinsip utama, kata Danny, telah mencaspai kesepakatan. Namun hingga kini, finalisasi dari aksi merger ini masih terhalang oleh perkiraan valuasi masing-masing perseroan.

“Apakah kepemilikan spektrum, apakah valuasi besarnya itu dari jumlah pelanggan atau dari jumlah (menara) BTS (Base Transceiver Station),” ungkap Danny kepada TrenAsia.com beberapa waktu lalu.