Amerika Akhirnya Izinkan Ukraina Gunakan Senjatanya Menyerang Wilayah Rusia
- WASHINGTON- Presiden Joe Biden telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan amunisi Amerika. Sebuah langkah yang menunjukkan
Dunia
WASHINGTON- Presiden Joe Biden telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan amunisi Amerika. Sebuah langkah yang menunjukkan Amerika dan Eropa semakin tidak peduli dengan ancaman Vladimir Putin.
Pemberian izin oleh Gedung Putih memang terbatas. Senjata Amerika boleh digunakan di luar Ukraina hanya terkait dengan serangan terhadap Kharkiv. Ini setelah Rusia membuat kemajuan signifikan di sekitar kota dekat dengan perbatasan Rusia.
Belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih terkait izin tersebut. Namun dua pejabat Amerika kepada CNN. Politico mengutip pejabat senior Amerika juga mengabarkan hal yang sama.
““Presiden baru-baru ini mengarahkan timnya untuk memastikan bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata yang dipasok AS untuk tujuan kontra-tembakan di wilayah Kharkiv sehingga Ukraina dapat membalas pasukan Rusia yang menyerang atau bersiap menyerang mereka,” kata seorang pejabat Amerika dikutip CNN Jumat 31 Mei 2024.
- Per-Maret 2024, SMI Salurkan Pembiayaan Rp24,6 Triliun untuk Tangani Perubahan Iklim
- Kadin Jakarta Minta Tapera Dibatalkan: Beban Perusahaan
- TBIG Siap Tampung Untung Pasca EXCL-FREN Merger
Dengan pelonggaran pembatasan ini berarti wilayah Rusia di dekat perbatasan Kharkiv boleh menjadi sasaran. Belogorod menjadi daerah paling rawan untuk diserang Ukraina. Ukraina menurut para pejabat itu juga belum meminta izin lebih dari itu.
Namun kebijakan Amerika untuk penggunaan army tactical missile system (ATACMS) yang bisa mencapai jarak 300 km tidak berubah. Senjata ini tetap tidak boleh digunakan untuk serangan jarak jauh di dalam Rusia. Ukraina telah menggunakan senjata ini untuk menimbulkan dampak yang menghancurkan di dalam perbatasannya sendiri.
Pelonggaran pembatasan ini menandai perubahan dari kebijakan lama dan terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional dari sekutu dekat Amerika.
Keputusan tersebut menyusul diskusi berminggu-minggu dengan pihak Ukraina setelah Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kharkiv. Kyiv mengajukan permintaan kepada Washington untuk mengubah kebijakannya dalam beberapa minggu terakhir
Karena Kharkiv sangat dekat dengan Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berulang kali mendesak Biden agar Kyiv bisa melakukan serangan balik ke wilayah Rusia. Zelenskyy juga mengatakan kemarin bahwa tidak adil Ukraina tidak dapat menyerang wilayah Rusia meskipun menerima rudal jarak jauh dari Barat.
Biden awalnya menolak permintaan tersebut. Dia bagiamanapun khawatir penggunaan senjata Amerika dapat meningkatkan konflik. Dan menempatkan Amerika Serikat dalam konfrontasi langsung dengan Rusia. Tetapi kini dia mengalah pada tekanan.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken secara terbuka mengisyaratkan kesediaan untuk mengubah kebijakan pemerintah minggu ini. Ketika dia mencatat bahwa Amerika dapat menyesuaikan dan posisinya.
“Ciri khas dukungan Amerika terhadap Ukraina adalah beradaptasi seiring dengan perubahan kondisi dan perubahan medan perang. Ketika Rusia dalam meningkatkan eskalasi serangannya, Amerika juga beradaptasi dan menyesuaikan diri,” katanya.
Sikap Jerman dan Prancis
Sehari sebelumnya, para pemimpin utama Eropa juga mengisyaratkan mereka telah mengubah posisi. Berbicara pada konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Presiden Prancis Emmanuel Macron menguraikan senjata Prancis yang dikirim ke Ukraina diizinkan untuk menargetkan pangkalan di Rusia. Ini termasuk rudal jarak jauh.
Dia mengatakan tanah Ukraina diserang dari pangkalan-pangkalan di Rusia. Jadi akan menjadi aneh jika Ukraina tidak diperbolehkan untuk mencapai titik di mana rudal tersebut ditembakkan. “Kami pikir kami harus mengizinkan mereka untuk menetralisir situs militer tempat rudal ditembakkan dan, pada dasarnya, situs militer tempat Ukraina diserang,” lanjut Macron.
Scholz dari Jerman menggemakan komentar Macron. Dia mengatakan Ukraina diizinkan untuk mempertahankan diri. Selama mereka menghormati persyaratan yang diberikan oleh negara-negara pemasok senjata dan hukum internasional.
- Ekonomi Lesu, Inilah 4 Perusahaan Sepatu yang Gulung Tikar
- Indonesia Targetkan 15 Juta Kendaraan Listrik di 2030, Nikel Jadi Andalan
- Rekomendasi Hidangan Indonesia yang Disajikan dalam WWF 2024
Sebelum Prancis dan Jerman mengeluarkan pernyataan resminya sejumlah negara Eropa telah membuang pembatasan penggunaan senjata mereka. Inggris, Swedia, Finlandia, negara-negara Baltik, Belanda, Polandia, Republik Ceko, Kanada dan negara-negara lain telah mengatakan mereka tidak memiliki masalah jika Ukraina yang menggunakan senjata mereka untuk menyerang Rusia.
Pelonggaran penggunaan senjata ini juga terjadi di tengah meningkatnya kembali bantuan sejumlah negara Eropa ke Ukraina. Pemerintah Spanyol pada 27 Mei 2024 mengumumkan mereka akan memberikan bantuan militer ke Ukraina senilai 1 miliar Euro tahun ini. Ini setara dengan sekitar Rp 17 triliun (kurs Rp17.000). Spanyol juga berjanji untuk memberi 5 miliar euro atau sekitar Rp 88 triliun untuk periode 2024-2027.
Sehari setelah kesepakatan dengan Spanyol, Di Brussels Zelensky menandatangani perjanjian keamanan bilateral sepuluh tahun dengan Belgia. Kesepakatan senilai sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp16 triliun (kurs Rp16.000) itu akan mencakup pengiriman 30 jet tempur F-16.
Swedia kemudian menyusul dengan mengumumkan paket bantuan militer terbesarnya ke Ukraina senilai US$1,3 miliar atau sekitar Rp20 triliun.
Ancaman Putin
Sikap Amerika berubah justru setelah presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan akan ada konsekuensi serius jika senjata Barat digunakan di Rusia.
Dia mengisyaratkan dapat menggunakan serangan nuklir terhadap negara-negara kecil Eropa jika NATO mengizinkan Ukraina untuk menyerang jauh di dalam wilayah Rusia. Putin juga memperingatkan para pejabat nato harus menyadari sepenuhnya apa yang dipertaruhkan.
Rusia juga menuduh Amerika, NATO, dan negara-negara lain meningkatkan ketegangan. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, negara-negara barat dalam beberapa hari dan minggu terakhir telah memulai babak baru eskalasi
Tentu saja semua mata akan tertuju pada reaksi moskow terhadap perubahan kebijakan ini, dan seberapa efektif serangan tersebut. Namun bagaimanapun ini adalah perubahan besar yang telah lama diminta oleh Ukraina.