Amerika Beli 81 Pesawat Rongsokan dari Kazahkstan
- Kazakhstan yang dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet telah menjalin hubungan dekat dengan Rusia. Dan secara historis merupakan salah satu sekutu terkuatnya.
Dunia
JAKARTA-Amerika dilaporkan mengakuisisi 81 pesawat tempur era Soviet dari Kazakhstan yang sudah dinyatakan sebagai sampah. Ada indikasi pesawat-pesawat tua itu akan diberikan ke Ukraina.
Pesawat yang dijual termasuk pencegat MiG-31, pembom tempur MiG-27, pesawat tempur MiG-29, dan pembom Su-24. Pesawat berasal dari tahun 1970an hingga 1980an. Nilai penjualan yang dinyatakan mencapai US$2,26 juta atau sekitar Rp36 miliar (kurs Rp16.200). Ini berarti nilai rata-rata setiap pesawat sekitar Rp313 juta. Penjualan tersebut dilakukan melalui perusahaan luar negeri, kata Reporter, situs berita berbahasa Rusia-Inggris.
Motif di balik pembelian pesawat tersebut oleh Amerika masih dirahasiakan. Namun Kyiv Post menyebut namun ada kemungkinan penggunaannya di Ukraina. Di mana pesawat serupa juga digunakan.
- Capai 50 Juta, Populasi Kanguru Dua Kali Jumlah Rakyat Australia
- Mau Pensiun Dini? Ikuti Konsep FIRE Berikut
- 5 Tips Berburu Dividen Saham, Strategi Mengoptimalkan Investasi Pasif
“Mengingat ketergantungan Ukraina yang terus berlanjut pada senjata era Soviet, pesawat tersebut dapat berfungsi sebagai sumber suku cadang. Atau digunakan secara strategis sebagai umpan di lapangan terbang,” demikian tulis Kyiv Post Minggu 28 April 2024.
Sebelumnya pada Oktober 2023 kazakhstan menawarkan untuk menjual sebanyak 117 pesawat. Laporan yang diterbitkan menyatakan bahwa aset yang ditawarkan tidak lagi layak digunakan karena sudah terlalu usang. “Dan secara ekonomi tidak layak untuk dimodernisasi,” demikian bunyi penawaran tersebut.
Mikoyan MiG-31 adalah pencegat supersonik yang dirancang untuk mempertahankan wilayah udara Soviet. Ini memainkan peran penting selama Perang Dingin.
Sementara berasal dari MiG-23, MiG-27 adalah pesawat serang darat dan digunakan dalam konflik seperti Perang Soviet-Afghanistan. MiG-29 unggul dalam pertempuran udara-ke-udara. Pesawat ini diekspor secara luas dan tetap digunakan oleh beberapa angkatan udara.
Meskipun usianya sudah tua, pembom taktis Su-24 tetap beroperasi dengan beberapa angkatan udara. Termasuk Angkatan Udara Rusia dan Angkatan Udara Ukraina.
Sekutu Rusia
Kazakhstan yang dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet telah menjalin hubungan dekat dengan Rusia. Dan secara historis merupakan salah satu sekutu terkuatnya. Namun hubungan tersebut telah berubah sejak Rusia menginvasi Ukraina dengan Kazakhstan yang lebih bersekutu dengan Barat. Ini memicu kemarahan sebagian orang di Rusia.
Upaya negara Asia Tengah ini untuk meningkatkan kemampuan militernya bertepatan dengan meningkatnya keterlibatan negara tersebut dengan negara-negara Barat. Langkah yang menandakan pergeseran dari hubungan historis dengan Moskow.
- Rencana Manuver Bukit Asam (PTBA) di Bisnis PLTS
- Saham GOTO dan EXCL Top Gainers LQ45 Saat IHSG Dibuka Menguat
- Jelang Putusan MK, Saham Adaro (ADRO-ADMR) Terpantau Gacor
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengunjungi Kazakhstan pada Maret 2023. Saat itu dia mengatakan Amerika sangat mendukung kemerdekaan, integritas territorial Kazhakstan
Beberapa propagandis Rusia yang vokal menyarankan agar Rusia beralih ke Kazakhstan setelah invasi mereka ke Ukraina.
Perjanjian mengenai perdagangan, pendidikan, lingkungan hidup, dan pasokan mineral mencerminkan hubungan yang semakin erat antara Kazakhstan dan negara-negara Barat. Negara ini juga menghadapi tantangan geopolitik yang ditimbulkan oleh negara-negara tetangga seperti Rusia, China, Afghanistan, dan Iran.