Ilustrasi hubungan Amerika Serikat dan China.
Dunia

Amerika Kembali Berlakukan Tarif Impor, China Ngamuk-ngamuk

  • Keputusan ini memicu kritik luas terutama dari China. Media China, Xinhua menilai langkah tersebut sebagai bentuk proteksionisme yang merugikan konsumen dan bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas.
Dunia
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menaikkan tarif impor terhadap kendaraan listrik dan berbagai produk lain yang berasal dari China pada hari selasa (14/5) kemarin.

Keputusan ini memicu kritik luas terutama dari China.  Media China, Xinhua menilai langkah tersebut sebagai bentuk proteksionisme yang merugikan konsumen dan bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas.

Kenaikan Tarif dan Dampaknya

Pemerintah AS telah memberlakukan tarif impor yang lebih tinggi terhadap kendaraan listrik buatan China. 

Kebijakan ini dipandang pihak AS sebagai upaya untuk melindungi industri domestik, namun dikhawatirkan akan berdampak negatif bagi konsumen AS yang harus menanggung biaya yang lebih tinggi untuk kendaraan listrik dan produk lainnya. 

Proteksionisme vs Perdagangan Bebas

Langkah proteksionis ini bertolak belakang dengan prinsip perdagangan bebas dan kerjasama global. 

Para kritikus menilai bahwa kebijakan semacam ini menghalangi upaya untuk mencapai pasar global yang lebih terbuka dan terintegrasi, di mana semua negara dapat saling mendapatkan manfaat dari pertukaran barang dan jasa tanpa hambatan tarif yang tinggi.

Para ahli menekankan bahwa AS dan China seharusnya bekerja sama dalam bidang energi baru dan pengurangan emisi, bukan bersaing secara proteksionis. 

Kolaborasi dalam teknologi energi bersih dan inisiatif untuk mengurangi emisi karbon sangat penting untuk mengatasi tantangan perubahan iklim global. 

Dengan menghambat aliran teknologi dan produk inovatif, kebijakan tarif ini justru dapat memperlambat kemajuan dalam bidang tersebut.

Inovasi dan Ketangguhan Teknologi China

Di tengah tekanan tarif yang meningkat, perusahaan teknologi China seperti Huawei telah menunjukkan kemampuan untuk bertahan dan berkembang. 

Ketangguhan ini menandakan bahwa kebijakan tarif mungkin tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan untuk menekan perkembangan industri teknologi China, melainkan bisa memacu mereka untuk lebih mandiri dan inovatif.

Liberalisasi perdagangan dan globalisasi selama ini telah membawa manfaat besar bagi kedua negara. 

Proteksionisme dianggap media xinhua sebagai langkah mundur yang merugikan, mengancam kesejahteraan global yang dicapai melalui perdagangan bebas. 

AS dan China diharapkan fokus pada kerjasama, perdagangan bebas, dan kolaborasi untuk mencapai kesejahteraan bersama. 

Melawan proteksionisme dan unilateralisme akan mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan solusi terhadap tantangan global. Hanya dengan kerjasama yang erat, tantangan besar seperti perubahan iklim dan transisi ke energi bersih dapat diatasi dengan efektif.