<p>Suasana bongkar muat barang di Terminal Petikemas Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional & Dunia

Amerika Perpanjang GSP untuk Indonesia, Ini Waktu Terbaik Memperluas Kolaborasi Bisnis

  • JAKARTA- Perpanjangan fasilitas bebas bea masuk Amerika yang dikenal sebagai Generalized System of Preferences (GSP) bagi produk ekspor Indonesia harus betul-betul dimanfaatkan, terutama untuk menyukseskan Trade Expo Indonesia (TEI) 2020. Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar mengatakan  perpanjangan aturan ini menjadi suatu indikasi bahwa relasi Indonesia-AS di level tinggi terjalin dengan semakin baik, dan […]

Nasional & Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Perpanjangan fasilitas bebas bea masuk Amerika yang dikenal sebagai Generalized System of Preferences (GSP) bagi produk ekspor Indonesia harus betul-betul dimanfaatkan, terutama untuk menyukseskan Trade Expo Indonesia (TEI) 2020.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar mengatakan  perpanjangan aturan ini menjadi suatu indikasi bahwa relasi Indonesia-AS di level tinggi terjalin dengan semakin baik, dan GSP merupakan privilese–diberikan hanya kepada negara yang menunjukkan kemajuan pesat dalam hal bisnis.

“Manfaatkan fasilitas ini sebaik mungkin. Ini adalah waktu terbaik bagi kita untuk meningkatkan dan memperluas kolaborasi bisnis,” kata Mahendra dalam pertemuan virtual bersama pelaku bisnis di AS, sebagaimanan dikutip dari keterangan pers Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Chicago yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Pada 1 November 2020, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengumumkan bahwa AS resmi memperpanjang GSP untuk lebih dari 700 produk ekspor dari Tanah Air, setelah Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) melakukan evaluasi selama 2,5 tahun sejak Maret 2018.

GSP diberikan secara unilateral oleh AS kepada negara-negara berkembang di dunia sejak 1974, dan Indonesia sendiri telah menerima fasilitas ini mulai 1980, kata Retno ketika itu.

Pengumuman perpanjangan GSP tersebut tiba di saat yang tepat menjelang gelaran TEI 2020 yang merupakan pameran dagang terbesar di kawasan, kata Konsul Jenderal RI di Chicago Meri Binsar Simorangkir, dalam keterangan pers yang sama.

Dengan situasi pandemi sekarang, pameran dagang yang pada 2019 berhasil menggulirkan transaksi senilai 10,95 miliar dolar AS (setara Rp155,6 triliun) itu, akan digelar secara virtual pada 10-16 November 2020.

“Satu hal yang luar biasa, bahkan di tengah terjadinya pandemi, transaksi ekonomi RI-AS terus berlangsung. Beberapa sektor seperti furnitur, produk kayu, dan makanan laut bahkan menunjukkan peningkatan angka,” kata Meri.

“Pandemi boleh terjadi, tapi teknologi memberikan kita jalan keluar,” kata ia, yang optimistis bahwa TEI Virtual 2020 tetap dapat terlaksana dengan sukses.