Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. (Reuters/Kevin Lamarque)
Dunia

Amerika Serikat Akan Naikkan Tarif Impor Mobil Listrik hingga Alat Medis dari China

  • Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan mengumumkan tarif impor terbaru AS terhadap barang dari China yang menargetkan sektor-sektor strategis, termasuk kenaikan tarif kendaraan listrik (EV).

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan mengumumkan tarif impor terbaru AS terhadap barang dari China yang menargetkan sektor-sektor strategis, termasuk kenaikan tarif kendaraan listrik (EV).

Salah satu sumber dari tiga orang yang mengetahui persoalan ini, mengatakan Biden akan mempertahankan tarif yang ada pada banyak barang China yang ditetapkan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Tetapi, pemerintah AS akan menambah tarif baru untuk semikonduktor dan peralatan tenaga surya, serta menaikkan tarif kendaraan listrik. Pasokan medis buatan China seperti jarum suntik dan alat pelindung diri juga terkena tarif tambahan.

Satu sumber dikutip dari Reuters pada Senin, 13 Mei 2024 mengatakan, dalam merevisi apa yang disebut “tarif Pasal 301,” pemerintahan Biden memusatkan perhatian pada industri yang menurutnya memiliki daya saing strategis dan keamanan nasional.

Pembaruan tarif yang telah lama ditunggu-tunggu muncul setelah sejumlah anggota parlemen menyerukan kenaikan besar-besaran terhadap tarif kendaraan asal China. Saat ini, kendaraan ringan buatan China yang diimpor relatif sedikit.

“Tarif kendaraan listrik China kira-kira akan meningkat empat kali lipat di bawah rencana Biden yang baru,” dikutip dari laporan the Wall Street Journal, Senin 13 Mei 2024.

Sementara itu, Ketua Komite Perbankan Senat Sherrod Brown ingin pemerintahan Biden segera melarang kendaraan listrik China, karena kekhawatiran kendaraan tersebut menimbulkan risiko terhadap data pribadi orang Amerika.

Biden bersiap bersaing dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS pada November nanti. Di sisi lain, Donald Trump, lawan politiknya, juga sedang mengatur kebijakan serupa terkait barang impor dari China.

Bahkan, calon dari Partai Republik tersebut telah mengusulkan kenaikan tarif impor sebesar 60% untuk semua produk China. Meskipun rencana tersebut menurut pejabat Gedung Putih dinilai terlalu blak-blakan dan berpotensi menimbulkan inflasi.

Kebijakan tersebut dapat mengundang pembalasan dari China pada saat ketegangan yang meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia. Pengenaan tarif produk China yang ditetapkan oleh Trump selama masa kepresidenannya 2017-2021 memicu perang tarif antara AS dengan China.

Kedua kandidat tahun 2024 telah menyimpang tajam dari konsensus perdagangan bebas yang pernah berkuasa di Washington, periode yang dibatasi oleh China bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia pada tahun 2001.

Pada tahun 2022, Biden meluncurkan tinjauan terhadap kebijakan era Trump berdasarkan Pasal 301 undang-undang perdagangan AS. Bulan lalu, dia menyerukan tarif AS yang jauh lebih tinggi untuk produk logam China, dengan produk-produk yang ditargetkan cukup spesifik, diperkirakan lebih dari USD1 miliar untuk produk baja dan aluminium.

Biden juga mengumumkan peluncuran penyelidikan terhadap praktik perdagangan China di seluruh sektor pembuatan kapal, maritim, dan logistik, sebuah proses yang dapat menyebabkan lebih banyak tarif.

Pemerintahan Biden juga telah menekan negara tetangga Meksiko untuk melarang China menjual produk logamnya ke Amerika Serikat secara tidak langsung dari sana.

China mengatakan langkah-langkah tarif itu kontraproduktif dan merugikan AS dan ekonomi global.