Amerika Telah Kirim Lebih dari 4 Juta Amunisi Besar ke Ukraina
- Selama satu tahun perang, Amerika telah mengirimkan lebih dari 4,4 juta peluru artileri, peluru tank, roket dan mortir. Selain itu juga 200 juta amunisi senjata kecil.
Dunia
WASHINGTON- Selama satu tahun perang, Amerika telah mengirimkan lebih dari 4,4 juta peluru artileri, peluru tank, roket dan mortir. Selain itu juga 200 juta amunisi senjata kecil.
Jumlah itu juga tidak termasuk jumlah putaran tank 120mm dan 105mm yang tidak ditentukan dan amunisi Sistem Roket Peluncuran Berganda Dipaandu (GMLRS). Mereka digunakan untuk 38 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau HIMARS M142 yang disumbangkan Amerika. Jika ditotal total berat amunisi yang disumbangkan Amerika lebih dari 103.000 ton.
The War Zone melaporkan Rabu 26 April 2023, amunisi tersebut adalah bagian dari lebih dari US$36,1 miliar bantuan keamanan yang diberikan kepada Ukraina sejak awal Pemerintahan Biden. Termasuk termasuk lebih dari US$35,4 miliar sejak awal invasi penuh Rusia pada 24 Februari 2022.
Amunisi termasuk lebih dari 1,5 juta peluru howitzer 155mm standar serta 7.000 amunisi artileri dipandu M982 Excalibur dan 14.000 proyektil Remote Anti-Armor Mine System (RAAMS). Ada juga lebih dari 450.000 peluru artileri 105mm.
- Cuti Bersama Lebaran Usai, Jasa Marga Catat 808 Ribu Kendaraan Belum Kembali ke Jabodetabek
- Badai PHK Kedua, Disney Rumahkan 4000 Karyawan
- Ikut Tren Saingi ChatGPT, Ini Daftar 5 Perusahaan Pengembang AI Asal China
Selain Amerika, sejumlah negara juga mengirimkan howitzer ke Ukraina. Mereka seperti howitzer self-propelled CAESAR 155mm Prancis dan Denmark, meriam PzH 2000 155mm Jerman, howitzer self-propelled AHS Krab 155mm Polandia dan howitzer self-propelled AS-90 155mm Inggris. Mereka terbukti membuat perbedaan besar musim gugur lalu selama serangan sukses merebut Kharkiv dan Kherson, serta pertempuran berdarah yang sedang berlangsung di Donbas.
Mengingat kebutuhan Ukraina untuk memasok tabung dan artileri era Soviet, Amerika juga telah mengirimkan lebih dari 50.000 peluru artileri 152mm,; sekitar 40.000 peluru artileri 130mm, 40.000 peluru artileri 122mm, dan 100.000 peluru amunisi tank 125mm.
Ukraina juga terus menggunakan peluncur roket GRAD era Soviet sehingga Amerika telah mengirimkan 60.000 roket GRAD 122mm. Selain itu Pentagon juga telah memberi Ukraina mortir 120mm, 81mm, 80mm dan 60mm dan berkomitmen lebih dari 345.000 peluru untuk menyertai mereka.
Dan dengan janji 31 tank M1 Abrams dan pengiriman tahap pertama 113 Kendaraan Tempur Bradley, Amerika telah memberikan jumlah amunisi 120mm yang tidak diungkapkan untuk senjata utama Abrams. Selain itu ditambah lebih dari 3.000 tabung peluncuran, pelacakan optik, rudal anti tank TOW dan lebih dari 1.800.000 butir amunisi 25mm untuk memasok sistem senjata utama Bradley.
Amunisi terus menjadi kebutuhan kritis bagi kedua belah pihak dalam konflik ini. Ukraina dan Rusia telah sama-sama menjatah penggunaan peluru karena stok yang semakin menipis.
Pada Februari 2023 lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan Ukraina menggunakan jauh lebih banyak amunisi artileri daripada yang diproduksi saat ini.
Amerika juga mengakui hal sama. "Ukraina telah melakukan ini selama setahun dan karena itu mereka telah menggunakan banyak amunisi artileri," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
"Kami akan melakukan semua yang kami bisa bekerja dengan mitra internasional kami untuk memastikan bahwa kami memberi mereka amunisi sebanyak mungkin secepat mungkin dan bahwa kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mempertahankan upaya kami di sana."
Selain peluru yang disediakan oleh Amerika, Uni Eropa (UE) memiliki rencana senilai US$1,1 miliar untuk menyediakan satu juta butir amunisi ke Ukraina. Dan Ukraina juga telah mencari amunisi dari Pakistan. Rusia, sementara itu telah menjangkau Korea Utara dan Iran untuk mendapatkan peluru artileri.