Amerika Yakin Bisa Memantau Gerak-Gerik Nuklir Rusia, Bagaimana Caranya?
- WASHINGTON-Sampai saat ini para pejabat Amerika masih percaya bahwa kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir takti
Tekno
WASHINGTON-Sampai saat ini para pejabat Amerika masih percaya bahwa kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir taktis masih kecil. Meski kemungkinan itu tetap ada dan tingkat ancaman juga meningkat.
Komunitas intelijen mengamati dengan cermat tanda-tanda bahwa perhitungan Putin telah berubah setelah Presiden Rusia itu pekan lalu meningkatkan ancaman untuk menggunakan senjata nuklir.
Sejumlah sumber Pentagon mengatakan ancaman tentu saja telah meningkat jika dibandingkan dengan awal tahun 2022.
Namun sejauh ini Pentagon tidak ada tanda-tanda bahwa Rusia akan segera merencanakan penggunaannya.
- Bukalapak Dorong Implementasi ESG dengan Ciptakan Kesetaraan Ekonomi untuk Semua
- Ekspektasi Suku Bunga Naik, Aset Kripto Big Cap Bergerak Variatif
- Usai Bentuk JV Pabrik Mobil Listrik, Indika Energy (INDY) Akuisisi Perusahaan Smelter dan Bauksit
Beberapa pejabat pertahanan Amerika juga mengatakan mereka tidak melihat indikasi saat ini Rusia telah memindahkan senjata nuklir. Mereka yakin akan dapat mendeteksi pergerakan bahkan dari hulu ledak taktis yang lebih kecil.
Beberapa analis militer Rusia percaya bahwa perintah mobilisasi Putin sebenarnya dapat mengurangi risiko jangka pendek dari kemungkinan dia beralih ke nuklir. Kedatangan ratusan ribu pasukan tambahan dipastikan akan memperpanjang kemampuannya untuk mempertahankan perang konvensional.
Tetapi pertanyaannya bagaimana Amerika mengetahui bahwa Rusia belum menggerakan nuklir mereka? Bagaimana cara memantaunya?
Pavel Podvig, seorang analis independen yang berbasis di Jenewa meyakini Amerika memiliki kemampuan tersebut. Tetapi kemungkinan hanya pada pergerakan senjata nuklir taktis. Tidak untuk senjata strategis seperti ICBM atau SLBM yang dibawa kapal selam.
Dikutip dari Sky News Kamis 29 September 2022 dia mengatakan, dengan pengecualian ICBM dan SLBM, tidak ada senjata nuklir yang benar-benar siap dikerahkan. Bom itu tidak selalu dimuat di pesawat, hulu ledak tidak dikawinkan dengan rudal. Artinya tidak ada Iskander yang berkeliaran dengan hulu ledak bersenjata nuklir.
Hulu ledak ini disimpan di tempat yang sangat aman. Biasanya di bunker yang dekat dengan pangkalan terbang. Tempat-tempat ini telah menjadi objek pengawasan Amerika. Tentu saja sebaliknya Rusia juga pasti telah mengidentifikasi tempat-tempat sejenis milik Amerika dan NATO.
Ada prosedur bagaimana senjata nuklir disiapkan sebelum ditembakkan. Dan ini adalah aktivitas yang tidak bisa ditutupi. Sebelum menggunakan Rusia harus mengeluarkan senjata dari bunker, kemudian memuatnya di truk dan membawanya ke titik yang ditentukan.
Setelah itu hulu ledak tersebut akan dipasang di rudal yang hendak digunakan. Selanjutnya rudal nuklir akan dipasang di platform yang akan membawanya. Apakah itu bomber atau sistem mobile berbasis darat Iskander. Sebelum melepaskan senjatanya baik pesawat atau Iskander juga harus terbang atau berjalan ratusan kilometer. Ini untuk menyesuaikan jangkauan rudal sekaligus mencari posisi yang benar-benar aman. Bagaimanapun kemungkinan terjadi kegagalan tetap dipertimbangkan.
Sebagai gambaran Iskander yang membawa nuklir perlu menempuh jarak ratusan km untuk masuk ke posisi di mana mereka bisa menyerang Ukraina. Ini karena mereka hanya memiliki jangkauan hingga 500 kilometer. Dan dari perspektif mekanis Iskander pasti akan mengambil posisi lebih dekat.
Seperti proses apa pun diyakni akan terlihat oleh Amerika atau NATO. Belum lagi informasi dari agen Amerika yang pasti telah ada di sistem nuklir Rusia. Kedua kombinasi ini akan menjadikan Amerika akan bisa mendapatkan informasi tentang kemungkinan penggunaan nuklir.
Nuklir strategis
Tetapi untuk rudal nuklir strategis memang akan jauh lebih sulit. Ini karena rudal tersebut memang telah disiapkan sepanjang waktu. Rudal Sarmat misalnya. Dia akan selalu duduk 24 jam di silo peluncurnya dengan sudah membawa hulu ledak nuklir.
Demikian juga dengan rudal antarbenua yang dibawa kapal selam atau yang dikenal sebagai SLBM. Negara-negara pemilik kapal selam yang membawa ICBM biasanya akan selalu menempatkan minimal satu kapal selam mereka di laut sepanjang waktu. Mereka juga selalu menggendong rudal nuklir siap tembak.
- Harga Minyak Dunia Ambles 5,69 Persen, Terendah Sejak Januari 2022
- Agung Podomoro Group Hadirkan Kawasan Super Premium “The Premiere Hills” Di Wilayah Kalimantan Timur
- Senapan Sniper Terbesar di Dunia Bertempur di Ukraina
SLBM diyakini sebagai senjata yang paling sulit untuk dideteksi dan diprediksi. Mereka berada di tempat yang tidak diketahui dan bisa meluncurkan rudal secara tiba-tiba. Tanpa ada pergerakan yang terlihat sama sekali. Berbeda dengan nuklir yang diluncurkan dari darat atau udara. Pergerakan mereka relative lebih mudah dilihat. Dan biasanya mereka akan menjadi sasaran serangan pertam.
Di sinilah perang penting SLBM. Mereka biasanya disiapkan untuk melakukan serangan balasan. Ketika musuh telah menghancurkan sistem nuklir berbasis darat atau udara, mereka akan mengamuk dari dalam air untuk membalas kehancuran pada lawannya.
Podvig juga mengatakan lebih mudahnya Amerika memantau gerakan nuklir Rusia, setidaknya untuk saat ini adalah bagaimanapun Rusia masih akan berusaha untuk menggunakannya sebagai pesan atau ancaman bagi lawan-lawannya. Dan untuk mengirim sebuah pesan maka sama sekali tidak ada alasan bagi Rusia untuk menyembunyikan pergerakan nuklir mereka.