Amin! Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Mulai Sembuh Agustus 2020
JAKARTA – Bank Dunia memprediksi perekonomian Indonesia akan mulai pulih pada Agustus 2020. Tidak hanya itu, Bank Dunia menyebut pertumbuhan ekonomi RI tahun ini hanya di level 0% dengan asumsi tidak adanya gelombang kedua COVID-19. Secara global, Bank Dunia mencatat kontraksi perekonomian saat ini merupakan yang terparah sejak perang dunia kedua dengan kontraksi hingga 5,2%. […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Bank Dunia memprediksi perekonomian Indonesia akan mulai pulih pada Agustus 2020. Tidak hanya itu, Bank Dunia menyebut pertumbuhan ekonomi RI tahun ini hanya di level 0% dengan asumsi tidak adanya gelombang kedua COVID-19.
Secara global, Bank Dunia mencatat kontraksi perekonomian saat ini merupakan yang terparah sejak perang dunia kedua dengan kontraksi hingga 5,2%. Angka ini bahkan tiga kali lebih dalam dari resesi pada 2009 silam.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dimulai Agustus dengan asumsi 0%,” kata Country Director Bank Dunia, Satu Kahkonen dalam diskusi virtual, Kamis, 16 Juli 2020.
Untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu menembus level 4,8% menyusul pulihnya aktivitas perekonomian di sejumlah sektor. Bahkan, ekonomi Indonesia diramal naik signifikan pada 2022 sebesar 6%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Lead Economist Bank Dunia Indonesia, Frederico Gill Sander menyebut peran pemerintah sangat penting untuk memberikan bantalan sosial, terutama pada kelompok rentan yang makin bertambah seiring banyaknya jumlah pemutusan hubungan kerja.
“Selama empat hingga lima bulan, sudah hampir setengah dari masyarakat Indonesia yang berada di garis kemiskinan mendapatkan bantuan dari pemerintah,” kata Sanders.
Selain memberikan stimulus ekonomi, Sander juga menekankan pentingnya pengananganan COVID-19 untuk meredam penyebaran yang akan makin memperdalam kondisi ekonomi.
Terlebih, saat ini Indonesia sangat bergantung pada nasil di kuartal III-2020, sebab pada kuartal I-2020, Indonesia hanya mampu bertahan di level 2,97%.
Hal ini disusul lemahnya kinerja pada kuartal II-2020 yang diprediksi akan menyentuh minus 4,3%.
“Ke depannya, pembelanjaan dalam jumlah lebih besar pada sektor kesehatan, perlindungan sosial, dan infrastruktur akan tetap dibutuhkan, yang menjadi dasar mengapa reformasi perpajakan untuk meningkatkan pendapatan fiskal negara sangatlah penting untuk melandaikan kurva hutang dan mempertahankan kerangka makroekonomi Indonesia yang kuat.”