AMMN dan ISAT Masuk LQ45, Cek Kinerja Sahamnya
- AMMN dan ISAT menjadi anggota baru indeks LQ45 menggantikan PT Mitra Pack Tbk (PTMP) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Bursa Saham
JAKARTA - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Indosat Tbk (ISAT) akan bergabung sebagai anggota baru saham-saham blue chip dalam indeks LQ45 untuk periode 2 Mei 2024 hingga 31 Juli 2024.
Kedua emiten tersebut mendapat keuntungan dari kebijakan baru Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengadakan evaluasi mayor atas indeks ini setiap tiga bulan sekali. AMMN dan ISAT menjadi anggota baru indeks LQ45 menggantikan PT Mitra Pack Tbk (PTMP) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Asal tahu saja, saham AMMN memiliki rasio free float 17,25% masuk indeks LQ45, dan memiliki bobot 5,85% terhadap indeks. Selanjutnya, saham ISAT memiliki rasio free float 16,37% dan memiliki bobot 0,73% terhadap indeks.
- Pangkas Waktu Hingga 11 Jam, Kereta Api China-Laos Angkut 8 Juta Ton Barang
- Ekonomi Thailand Diproyeksikan Tumbuh Lebih Cepat di Tahun 2024
- Bangunan Bersejarah Disasar, Israel Hancurkan Kebudayaan Gaza
Perubahan ini adalah bagian dari penyesuaian indeks LQ45 oleh BEI yang kini dilakukan empat kali dalam setahun, yakni pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober, dengan periode efektif pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.
Sebelumnya, indeks LQ45, yang terdiri dari 45 saham blue chip atau memiliki likuiditas tinggi, hanya direvisi dua kali setahun, yaitu pada bulan Januari dan Juli, dengan periode efektif pada bulan Februari dan Agustus.
Kinerja Saham AMMN dan ISAT
Berdasarkan data RTI Business, pada penutupan perdagangan Rabu, 24 April 2024, saham pertambangan AMMN berhasil menguat 1,40% ke level Rp9.050 per saham. Mengacu data perdagangan satu minggu terakhir dan satu bulan terakhir sahamnya melenting 2,84% dan 2,26%.
Secara (year-to-date/ytd) nilai emiten tersebut juga berhasil melesat sebesar 38,17%. Alhasil, market cap atau kapitalisasi pasar AMMN menembus level Rp656,29 triliun. Adapun PER dan PBVR emiten ini berada di angka 168.69 dan 9.36.
Sementara itu, ISAT yang merupakan emiten jaringan telekomunikasi nilai sahamnya ditutup dengan penguatan 2,06% ke level Rp11.125 per saham. Mengacu data perdagangan satu minggu terakhir saham ini juga melesat 4,95%.
Namun, selama satu bulan terakhir saham ISAT tertekan 6,51%. Meski begitu, sepanjang tahun ini nilai emiten tersebut masih melenting 18,67%. Alhasil, market cap ISAT berada di angka Rp89.70 triliun. Adapun PER dan PBVR saham ini berada di angka 19.90 dan 2.92.
Di sisi lain, saham PTMP ditutup dengan pelemahan 7,28% ke level Rp140 per saham. Mengacu data perdagangan satu minggu terakhir dan sepanjang tahun ini, nilai emiten yang bergerak di industri pengemasan ini masing-masing melemah di angka 6,04% dan 30,69%.
- CNBLUE Gelar Konser di Jakarta 25 Mei
- IHSG Berpotensi Melemah Terbatas, Saham MBMA, ASII, dan TLKM Menarik Disimak
- Saham MEDC, MDKA dan ANTM Top Gainers LQ45 Saat IHSG Dibuka Longsor
Selaras dengan PTMP, saham EMTK ditutup dengan pelemahan 0,54% ke level Rp370 per saham. Mengacu data perdagangan satu minggu terakhir dan sepanjang tahun ini, saham emiten yang bergerak di industri media ini masing-masing melemah di level 7,04% dan 37,29%.
Daftar Saham LQ45 Terbaru
Sebagai informasi pembentukan indeks LQ45 adalah sebagai alat ukur kinerja pasar modal Indonesia yang mencerminkan performa dari 45 saham pilihan dengan likuiditas tinggi.
Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks LQ45 juga digunakan sebagai acuan bagi investor, analis, dan pelaku pasar lainnya untuk memantau pergerakan pasar saham secara keseluruhan. Berikut penghuni indeks LQ45 untuk periode 2 Mei 2024 hingga 31 Juli 2024.
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
- PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Baru
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- PT Bank Jago Tbk (ARTO)
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
- PT Bank Syariah Indonesia (BRIS)
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
- PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA)
- PT XL Axiata Tbk (EXCL)
- PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
- PT Harum Energy Tbk (HRUM)
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
- PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP
- PT Indosat Tbk (ISAT) Baru
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
- Bukit Asam Tbk (PTBA)
- PT Sido Muncul Tbk (SIDO)
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
- PT United Tractors Tbk (UNTR)
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)