Anak Usaha Delta Dunia (DOID) Rilis Obligasi Rp1,5 Triliun
- Unit usaha Delta Dunia (DOID) atau PT Bukit Makmur Mandiri yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara siap menawarkan Obligasi I BUMA Tahun 2023.
Korporasi
JAKARTA – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui unit usahanya PT Bukit Makmur Mandiri (BUM) yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan batu bara siap menawarkan Obligasi I BUMA Tahun 2023 dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp1,5 triliun.
Presiden Direktur BUMA, Indra Kanoena, menyatakan bahwa Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 dilakukan dengan tujuan memberikan nilai tambah jangka panjang bagi semua pihak yang berkepentingan.
“Kami percaya bahwa penerbitan obligasi ini akan memperkuat kepercayaan investor dari dalam negeri untuk mendukung industri pertambangan yang berkelanjutan,” ujar Indra dalam keterangan resmi, pada Senin, 04 Desember 2023.
- Obituari Doni Monardo, Jenderal RI dalam Perang Lawan COVID-19
- COP28 Luncurkan Piagam untuk Percepat Aksi Iklim di Sektor Migas
- Jauh dari Target, Tapi Program Konversi Motor Listrik Diklaim Berjalan Baik
Indra menuturkan penempatan dana obligasi ini direncanakan untuk mendorong pertumbuhan BUMA dalam peningkatan modal untuk pengembangan bisnis. Pada aksi korporasi ini perseroan menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.
Asal tahu saja, penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 terdiri dari tiga seri antara lain Seri A dengan jangka waktu tiga ratus tujuh (370) Hari Kalender, seri B dengan jangka waktu tiga (3) tahun, dan seri C dengan jangka waktu lima (5) tahun, terhitung sejak tanggal emisi.
"Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023 semakin memperluas diversifikasi strategi pembiayaan kami yang saat ini terdiri dari Obligasi, Pinjaman Bank Konvensional dan Syariah, serta skema pembiayaan Leasing, yang semuanya dalam mata uang Dollar AS. Langkah strategis ini mengukuhkan komitmen kami terhadap transparansi, akuntabilitas, serta pelibatan komunitas investasi di pasar kami," jelas Indra.
Masa Penawaran Awal obligasi tersebut, kata Indra, dimulai pada hari Senin, 4 Desember 2023 dan akan berakhir pada hari Jumat, 8 Desember 2023. Inisiatif strategis ini merupakan tonggak bersejarah bagi BUMA seiring dengan perayaan HUT BUMA yang ke-25.
Indra menambahkan, langkah awal BUMA di pasar obligasi Indonesia ini sekaligus juga memperkuat kredibiltas BUMA sebagai perusahaan jasa pertambangan terkemuka di Indonesia dan Australia.
Kinerja BUMA
Sementara itu, Direktur BUMA Silfanny Bahar menyatakan perseroan telah dikenal memiliki catatan kinerja yang terbukti handal dalam mengelola arus kas perusahaan secara efisien utamanya dari aliran kas klien-klien di Indonesia dan Australia.
“Kami berkomitmen untuk menjaga manajemen keuangan yang solid, terutama dalam mempertahankan metrik kredit yang kuat, serta memperkuat posisi kami yang dominan di sektor pertambangan, baik di Indonesia maupun di Australia,” tegasnya.
Ia menyebut, BUMA adalah kontraktor dengan pangsa pasar terbesar kedua di sektor jasa pertambangan Indonesia dan menjadi kontraktor kelas satu. Hal ini dibuktikan perseroa yang mengelola biaya dengan memanfaatkan teknologi inovatif, serta melakukan ekpansi bisnis sesuai strategi yang telah ditetapkan.
Selama sembilan bulan terakhir, kinerja BUMA mencatat pencapaian rekor pendapatan sebesar US$1,363 miliar, dengan EBITDA mencapai US$308 juta, menghasilkan keuntungan bersih sebesar US$30 juta.
Silfanny menyatakan bahwa kinerja ini mencerminkan manajemen keuangan perusahaan yang sangat baik dan pertumbuhan yang pesat. Pada periode yang sama, BUMA juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam kapasitas arus kas, mencapai US$237 juta. Dengan EBITDA yang terus meningkat, perusahaan berhasil mencapai rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,85x.