<p>Gedung MNC Vision. / Dok. PT MNC Vision Networks Tbk</p>
Korporasi

Anak Usaha IPTV Milik Hary Tanoe Batal Merger dengan Malacca Straits

  • Anak usaha PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), Asia Vision Network (AVN) milik taipan Hary Tanoesoedibjo batal menyelenggarakan merger dengan perusahaan cek kosong (special urpose acquisition company/SPAC) Malacca Straits Acquisition Company.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Anak usaha PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), Asia Vision Network (AVN) milik taipan Hary Tanoesoedibjo batal menyelenggarakan merger dengan perusahaan cek kosong (special urpose acquisition company/SPAC) Malacca Straits Acquisition Company.

Padahal, perusahaan yang membawahi Vision+ dan MNC Play ini diketahui telah menyerahkan draf laporan registrasi konfidensial kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (US Securities and Exchange Commission/SEC) sebagai syarat tercatat di Bursa Nasdaq.

Sekretaris Perusahaan IPTV, Muharzi Hasril menjelaskan bahwa pihaknya memang telah memproses transaksi merger sejak semester kedua tahun 2020, di mana pada saat itu transaksi SPAC masih sangat diminati investor di Nasdaq. 

Namun, kata dia, memasuki tahun 2021, terjadi banyak sekali transaksi SPAC di Nasdaq, sehingga berpengaruh terhadap valuasi karena SPAC menjadi overcrowded. Termasuk berakibat harga saham Malacca tetap berada di bawah nilai nominal US$10 per lembar saham.

“Setelah melalui penjajakan berbagai roadshow, Malacca dan AVN akhirnya sepakat untuk tidak melanjutkan transaksi,” ujarnya dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 20 September 2021.

Selain itu, lanjut Muharzi, hal lain yang melatarbelakangi keputusan tersebut adalah makin bergairahnya investor di pasar modal Indonesia terhadap perusahaan yang bergerak pada bidang digital, termasuk fokus bisnis AVN.

Sebelumnya, AVN mengumumkan rencananya untuk melantai di Wall Street dengan menggandeng Malacca Straits Acquisition Company sebagai perusahaan cek kosong. 

Presiden Direktur IPTV, Ade Tjendra menyebut kombinasi bisnis tersebut tunduk pada syarat dan kondisi penutupan yang berlaku, termasuk persetujuan dari pemegang saham Malacca, dan diharapkan akan rampung pada kuartal III-2021. 

Ade menyebut, pihaknya bersama Malacca Straits bertekad membawa bisnis OTT dan streaming dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia untuk terdaftar di pasar modal terbesar di dunia, Nasdaq. 

“Dengan mengambil langkah ke depan yang signifikan ini, kami optimistis dapat mempercepat pertumbuhan perseroan dengan model bisnis yang unik,” kata dia melalui keterangan pers, Rabu, 16 Juni 2021.