Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta,   Selasa, 7 Juni 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Analis BNI Sekuritas Proyeksikan IHSG Tembus Level 7.600 di Akhir Tahun 2022

  • Walaupun pasar global tengah diterpa ancaman inflasi dan potensi resesi yang berkepanjangan, Maxi menilai hal itu itu tidak memberikan imbas yang signifikan ke pasar modal di Indonesia karena data ekonomi domestik masih merepresentasikan kinerja yang cukup baik.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Analis PT BNI Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa berada di kisaran level 7.300-7.600 pada akhir tahun 2022.

Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan, proyeksi IHSG tersebut dilandasi oleh pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang cenderung lebih positif dibandingkan global.

Walaupun pasar global tengah diterpa ancaman inflasi dan potensi resesi yang berkepanjangan, Maxi menilai hal itu itu tidak memberikan imbas yang signifikan ke pasar modal di Indonesia karena data ekonomi domestik masih merepresentasikan kinerja yang cukup baik.

"Kita juga harus akui bahwa kita bagian dari pasar internasional. Apabila hal negatif terjadi pada bursa global, akan ada pengaruhnya pada pasar kita, tapi tidak dominan untuk saat ini," ujar Maxi kepada awak media di Jakarta, Kamis, 30 Juni 2022.

Selanjutnya, Maxi pun menjelaskan bahwa inflasi Indonesia memang naik, tapi kenaikannya terbilang tidak terlalu tinggi dan sudah bisa diprediksi. BNI Sekuritas sendiri memperkirakan inflasi berada di rentang 3,42%-3,95% di tahun 2022.

"Pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) meskipun harga minyak dunia sempat melambung. Demikian juga dengan tarif listrik," kata Maxi.

Maxi pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tanah air berada di kisaran 4,8%-5,1%, ditopang oleh mayoritas emiten yang melaporkan kinerja positif per kuartal I-2022.

Menurut Maxi, sektor yang cukup menarik untuk dilirik saat ini adalah pertambangan karena tren kenaikan harga batu bara. Selain itu, sektor konsumer pun bisa melaju secara positif karena pulihnya daya beli masyarakat saat pandemi COVID-19 sudah lebih terkendali.

Sementara itu, sektor yang perlu diwaspadai adalah crude palm oil (CPO) karena harganya relatif turun menyusul persediaan yang melimpah.

“Saham sektor konsumer yang menarik di antaranya ICBP dan UNVR. Sektor saham yang perlu diwaspadai adalah komoditas CPO karena kekhawatiran pasokan yang berlebih dari Malaysia dan Indonesia yang berdampak pada koreksi harga,” ujar Maxi.