<p>Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Bursa Saham

Analisa OmFin untuk Saham TLKM Pascatransaksi Telkomsel-Gojek

  • CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto menilai, masuknya Telkomsel akan semakin mendorong percepatan digitalisasi ekonomi di Indonesia. Dengan dukungan infrastruktur dan jaringan Telkomsel yang sudah matang dan menjangkau berbagai daerah, kolaborasi dengan Gojek juga akan berdampak positif dalam meningkatkan aktivitas ekonomi secara lebih efisien.

Bursa Saham

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – PT Telkomsel Indonesia (Telkomsel) akhirnya memutuskan untuk melakukan investasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek). Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengungkapkan, nilai investasi Telkomsel di Gojek mencapai US$150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) ke Bursa Efek Indonesia (BEI), terungkap bahwa transaksi antara anak Telkomsel dengan Gojek diteken pada 16 November 2020/

“Investasi di AKAB dilakukan sebagai bentuk komitmen Telkomsel sebagai perusahaan komunikasi digital untuk memberikan layanan beyond connectivity. Telkom percaya kolaborasi ini dapat memberikan layanan dan solusi yang lebih baik kepada masyarakat dalam membangun ekonomi digital yang inklusif dan berkesinambungan,” jelas Andi Setiawan, VP Investor Relations Telkom.

Berkat aksi Telkomsel di Gojek ini saham Telkom pada Selasa melesat 4,89% di level Rp3.220 per saham dibandingkan penutupan pada Senin, 16 November 2020 yang hanya Rp 3.070 per saham.

Kesepakatan Telkomsel dan Gojek tersebut dinilai datang pada momentum yang tepat. Pasalnya, secara fundamental Gojek kini telah memasuki fase baru. Di mana ekosistem bisnis di Gojek mulai berhasil mencatatkan margin positif.

Fendi Susiyanto host di program Podcast OmFin Channel (Omongan Investasi dan Financial) /dok TrenAsia
Analisis

CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto menilai, masuknya Telkomsel akan semakin mendorong percepatan digitalisasi ekonomi di Indonesia. Dengan dukungan infrastruktur dan jaringan Telkomsel yang sudah matang dan menjangkau berbagai daerah, kolaborasi dengan Gojek juga akan berdampak positif dalam meningkatkan aktivitas ekonomi secara lebih efisien.

“Telkomsel melakukan strategi tepat saat masuk ke Gojek. Ekosistem bisnis Gojek sudah matang dan memiliki potensi pasar yang sangat besar yang dapat dioptimalkan behaviornya sebagai sumber pendapatan baru Telkomsel,” ujarnya Fendi yang juga pengelola podcast OmFin Channel di TrenAsia.com, Selasa, 17 November 2020.

Dengan berkembangnya bisnis data dan digital, ekosistem Gojek yang memiliki jutaan pengguna, mitra pengemudi dan pelaku bisnis adalah potensi pasar yang menggiurkan. Di tahun 2019, pendapatan bisnis digital Telkomsel naik 23,1% secara tahunan menjadi Rp 58,24 triliun.

Di tengah pandemi yang telah melahirkan resesi di Indonesia, sampai kuartal III tahun 2020 pendapatan bisnis digital Telkomsel tetap tumbuh sebesar 10,6% menjadi Rp 47,66 triliun. Pendapatan digital ini berkontribusi sebanyak 73,2% dari total pendapatan Telkomsel.

Prestasi Telkomsel ini didorong oleh lebih dari 170 juta pelanggan. Dari jumlah itu pelanggan mobile data sebanyak 117,3 juta atau tumbuh 4,6% dibanding periode sama 2019.

“Dengan kinerja ekosistem Gojek yang juga tumbuh positif selama pandemi, seharusnya Telkomsel bisa mendorong pendapatan digitalnya lebih besar lagi. Kolaborasi yang melibatkan pemimpin pasar di industri nya akan selalu positif untuk pasar dan pelaku usahanya sendiri,” imbuh Fendi.

Direktur Sales Telkomsel Mas’ud Khamid (paling tengah), Presiden Direktur Tiphone Mobile Indonesia Tan Lie Pin (paling kiri) dan CEO GO-JEK Nadiem Anwar Makarim (paling kanan), saat peluncuran Go Pulsa, pembelian pulsa melalui driver Gojek pada Februari 2016. / Tiphone.co.id
Kinerja Keuangan

Sebelumnya, Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengumumkan, perusahaan berhasil mencetak laba operasional di luar biaya headquarter (contribution margin positive) di tengah kondisi penuh tantangan dalam tahun ini. Artinya, setiap transaksi Gojek sudah menghasilkan cashflow yang belum dikurangi biaya headquarter.

“Investasi kan ada perpaduan pendanaan dari luar dan internal cashflow. Jika ada profit dari titik produk itu, investasi yang kami lakukan tidak hanya dari luar. Sejak tahun ini investasi bisa dihasilkan dari internal cash flow, ini penting sekali,” jelas Andre, Kamis, 12 November 2020.

Gojek mengumumkan jika fundamental perusahaan di tahun 2020 semakin kuat didukung oleh total nilai transaksi di platform Gojek dengan gross transaction value (GTV) mencapai US$12 miliar atau Rp170 triliun. Nilai itu tumbuh 10% dibandingkan tahun lalu. Pencapaian ini didorong oleh transaksi dari pengguna aktif bulanan Gojek yang telah mencapai 38 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara. (SKO)